Perhelatan Akbar Kraton Yogyakarta Usai Sudah
- Wednesday, Oct 30 2013
- Written by Antok Wesman
- Hits: 33
RRI-Jogja News/L-09, Perhelatan akbar itu usai sudah, kerja keras banyak pihak mempersiapkan segalanya dengan tenaga-pikiran dan biaya, sejak lama kini telah terbayar dengan suksesnya perhelatan Dhaup Ageng antara GKR (Gusti Kanjeng Ratu) Hayu dan KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Notonegoro yang digelar secara resmi pada hari Senin (21/10/13) hingga Rabu (23/10/13) di Kraton Yogyakarta.
Rasa lega dan kebahagiaan dirasakan semua pihak, terlebih pihak keluarga Kraton Yogyakarta yang tetap survive menjaga serta melestarikan adat-istiadat Budaya warisan leluhur secara turun-temurun disesuaikan dengan keadaan dan situasi jaman yang ada, tanpa harus kehilangan jati-diri bangsa.
Jogja Memang layak menyandang Gelar Istimewa. Seluruh lapisan masyarakat tanpa batasan strata bersatu-padu bergotong-royong bahu-membahu memberikan apa yang terbaik mereka miliki untuk disumbangkan kepada Raja dan Ratu yang sedang melakukan hajatan.
Hajatan itu berupa pernikahan puteri ke-empat Sultan sekaligus menyelesaikan tugas sebagai orangtua, karena setelahnya seluruh ke-lima puteri Sultan telah berumah-tangga dan hidup mandiri, berpisah dengan orangtua yang selama ini mendampingi hidupnya.
Saat prosesi Kirab Agung menampilkan 12 Kereta koleksi Museum Kraton, lima berangkat dari Keben secara berurutan masing-masing, Kereta Kyai Noto Puro ditarik empat kuda dengan Kusir Santoso mengangkut GBPH Suryadiningrat beserta isteri dan GBPH Suryamataram beserta isteri.
Kereta berikutnya bernama Kyai Jong Wiat yang ditarik empat kuda besar dari Kavalery Parongpong Bandung dengan Kusir Roto Prasetyo yang mengangkut kedua mempelai GKR Hayu dan KPH Notonegoro, beserta kedua Patah.
Kemudian Kereta Kyai Rejopawoko ditarik empat kuda mengangkut Orang tua Pengantin Putera, diikuti Kereta Kyai Roto Biru dan Kyai Permili, yang masing-masing ditarik empat ekor kuda mengangkut para penari Bekso Bedoyo Manten.
Iring-iringan Kereta tersebut diikuti 12 kuda yang dikendarai para penari Lawung Ageng, dan dikawal dua Bregodo yakni Bregodo Prawirotomo dan Bregodo Ketanggung dengan jumlah 120 prajurit.
Sementara itu, dari Pagelaran Kraton, ada tujuh Kereta yang berangkat, di awali dengan Kereta Kyai Wimono Putro ditarik delapan ekor kuda besar dengan Kusir Roto Diwiryo, dinaiki Sultan HB X berserta GKR Hemas.
Dibelakangnya diikuti Kereta Kyai Mondro Juwolo, kereta Kyai Landower Wisman, Kereta Kyai Landower Surabaya dan kereta Kyai Landower Ijem yang dinaiki ke-empat putera-puteri Sultan yang juga saudara kandung mempelai puteri.
Kemudian Kereta Kyai Kus Gading dan Kereta Kyai Puspoko Manik mengangkut Sri Pakualam Ke-9 beserta keluarga dari Kadipaten Puro Pakulaman.
Prosesi Dhaup Ageng dari Kraton menuju Kompleks Kepatihan di Malioboro mendapat sambutan luar biasa dari warga masyarakat yang begitu mengelu-elukan junjungan mereka, berdesakan dikedua sisi rute yang dilalui arak-arakan tersebut.
Hampir sebagian besar dari mereka yang menyaksikan langsung arak-arakan tersebut telah mengabadikan Moment istimewa itu sebagai dokumen kenangan yang tak terlupakan.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.