Pernikahan Ageng Kraton Yogyakarta
- Tuesday, Oct 22 2013
- Written by Fetika Andriyani
- Hits: 94
RRI-Jogja News/L-06, Pernikahan Agung Putri Sri Sultan Hamengku Buwono ke X GKR Hayu dengan KPH Notonegoro merupakan aktualisasi budaya yang ada di masyarakat yang mengingatkan masyarakat akan adanya budaya ageng.
"Pernikahan Agung Kraton Yogyakarta dinilai akan menjadi pemicu yang akan kembali menghidupkan tradisi-tradisi lama yang redup atau bahkan mati menjadi hidup lagi. Bahkan nilai adiluhung yang ada seperti tantingan dan prosesi lainnya merupakan aktualisasi diri simbol kehidupan modernitas," kata Guru Besar Ilmu Sejarah UGM, Profesor Heddy Sri Ahimsa.
Tantingan merupakan bentuk demokratisasi orang tua kepada anaknya untuk menanyakan kesiapan anak dalam menentukan pilihan pendamping hidupnya.
"Pernikahan Ageng Kraton Yogyakarta diperkirakan sudah dimulai sejak pangeran Mangkubumi ditunjukkan dari dokumentasi kraton," jelasnya.
Menurutnya, Pernikahan Ageng Kraton akan membentuk pola dalam yang akan menjadi contoh dalam nilai kehidupan masyarakat modern.
Pernikahan Agung GKR Hayu dan KPH Notonegoro berlangsung di Masjid Panepen serta dirangkai dengan upacara panggih atau bertemnya pengantin setelah resmi menjadi suami istri di Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.