Tingginya Antusiasme Masyarakat Menyaksikan Kirab Pengantin Agung Menggunakan Kereta Kencana
- Saturday, Oct 19 2013
- Written by Antok Wesman
- Hits: 135
RRI-Jogja News/L-09, Sebanyak 68 ekor kuda dan 12 kereta dipersiapkan di pelataran Museum Kereta Kraton untuk mengikuti gladi kotor kirab Dhaup Ageng, Jumat (11/10) sejak pukul 14.00. Kuda-kuda tersebut merupakan kuda lokal milik para penarik delman di sekitar Malioboro yang dengan sukarela meminjamkan kudanya untuk digunakan saat gladi kotor Kirab.
“Kuda-kuda dari Parongpong, Bandung, milik Angkatan Darat belum datang. Jadi sementara memakai kuda lokal dahulu.” tutur KRT Yudhahadiningrat selaku Panitia Pernikahan Kraton.
Kereta yang digunakan antara lain kereta Kanjeng Kyai Jongwiyat untuk membawa pengantin dan kereta Kanjeng Kyai Wimono Putro untuk dinaiki Sri Sultan HB X beserta Permaisuri. Kereta Kyai Mondro Juwolo, yang pernah dinaiki oleh Pangeran Diponegoro, akan dinaiki oleh Kanjeng Gusti Paku Alam.
Gladi kotor ini bertujuan untuk uji coba kereta dan untuk mengetahui perkiraan waktu yang dibutuhkan iring-iringan Kirab untuk berjalan dari Kraton menuju Kepatihan. “Kereta-kereta ini umurnya sudah ada yang mencapai 200 tahun. Maka dari itu harus diuji coba supaya dalam prosesnya nanti tak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.” ungkap KRT Yudhahadiningrat.
Kereta-kereta tersebut terbagi menjadi dua rombongan yaitu rombongan pengantin dan rombongan Ngarso Dalem. Lima kereta untuk iring-iringan pengantin memulai gladi kotor Kirab dari Pelataran Keben. Tujuh kereta lainnya memulai gladi kotor kirab dari Pagelaran.
Iringan Kirab juga melibatkan bregada prajurit. Sebanyak empat bregada akan mengawal iring-iringan kereta Ngarso Dalem antara lain bregada prajurit Daeng, Wirobrojo, Ketanggung, dan Mantrijero. Sedangkan dua bregada lainnya, yaitu bregada prajurit Patangpuluh dan Prawirotomo akan mengawal iring-iringan pengantin. Masing-masing bregada terdiri dari 60 prajurit.
Dalam Gladi Kotor ini para prajurit belum mengenakan atribut lengkap. Mereka hanya membawa perlengkapan seperlunya seperti tombak, panji-panji, dan alat musik. Mereka juga hanya mengenakan kaus seragam, celana panjang, topi, dan sepatu santai. Selain para prajurit, dua belas penari Beksan Lawung Ageng juga turut bergabung dalam iring-iringan dengan mengendarai kuda.
Antusiasme masyarakat akan prosesi ini sangat tinggi. Walaupun baru gladi kotor, namun kerumunan massa sudah memadati jalanan di sekitar Kraton sampai Kepatihan. Masyarakat juga bersukarela membantu kelancaran prosesi Kirab. “Para penarik delman ini dengan sukarela meminjamkan kudanya untuk gladi kotor, bahkan mereka malah menawarkan diri agar kuda mereka dipinjam untuk digunakan saat gladi kotor ini. Bagi mereka, ini merupakan suatu kebanggaan.” tutur KRT Yudhahadiningrat.
“Di Malioboro nanti, saat hari H juga biasanya masyarakat akan sukarela membagikan makanan dan minuman. Mereka ikut berpesta, karena memang ini nantinya menjadi pesta rakyat.” lanjutnya.
Sebanyak 2400 personil polisi dan 2000 relawan juga berperan dalam pengamanan Kirab tanggal 23 Oktober. Diharapkan, prosesi Kirab nantinya akan berjalan aman, tertib, dan lancar.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.