You are now being logged in using your Facebook credentials

Wisata Menembus Ruang Waktu 'Geoheritage'

RRI-Jogja News, Pada acara fieldtrip Geoheritage In Jogja Biennale XI 2011, suatu acara yang membawa peserta melakukan perjalanan panjang menembus ruang dan waktu, menguak sejarah Jogja bahkan Pulau Jawa dari awal terbentuk hingga saat ini. Warisan geologi ini memberi bukti cerita ataupun proses alam yang utuh, sesuatu yang langka dijumpai, peristiwa terbentuknya Pulau Jawa, peristiwa bencana kebumian masa lampau dan masa sekarang (gempa dan erupsi gunungapi) yang bisa dimaknai dengan peristiwa gempa bumi baru-baru ini di Jogja-Jawa Tengah.

Dengan mengamati langsung warisan geologi di lapangan, pemandu menyampaikan pesan yang dituliskan oleh alam kepada peserta, sehingga diharapkan muncul suatu sikap bijaksana, berfikir dan bersudut pandang luas dalam menyikapi dan mengapresiasi masa lalu untuk menatap masa depan, terkait dengan ancaman bencana yang sedang terjadi atau akan terjadi di masa depan melalui tema Jogja Riwayatmu Dulu: Keistimewaan Warisan Geologi Jogja, Apresiasi Masa Lalu Untuk Menatap Masa Depan.

Dalam acara fieldtrip, pemandu akan membawa peserta kedunia lain melintasi delapan titik diawali dari Pillow Lava (Lava Bantal) Berbah. Lava Bantal yang terbentuk dari lava bersuhu tinggi hasil erupsi yang langsung kontak dengan zat cair (air) dan karena adanya pertemuan dengan temperatur yang sangat dingin mengakibatkan proses pembekuan dari lava cair menjadi batuan berlangsung sangat cepat sehingga mineral-mineral pembentuk batuan tidak terbentuk dengan baik sehingga membentuk struktur batuan yang menyerupai bantal. Batuan ini berumur Oligosen – Formasi Semilir (36 – 30 juta tahun) dan menandai awal dari pegunungan api purba (monogenesis volcanisme) sebelum berkembang menjadi strato volcano composite.

Perjalanan selanjutnya menuju Bukit Piroklastik Gunung Ijo yang tersusun atas sedimen piroklastik yang tebal hasil dari endapan-endapan material gunung api berupa ash atau debu vulkanik dan lapilli yang dicampur dengan hancuran batu gunung api. Secara fisik tipe dari endapan ini berupa tipe endapan jatuhan dimana dapat dijelaskan dari kontak antara masing-masing ukuran butir dari material sedimen tidaklah tegas dan terjadi perulangan yang terus menerus sehingga menjadi tubuh batuan yang tebal.

Selanjutnya menuju Sekar Bolo Perbukitan Jiwo Barat dimana terdapat batuan sedimen pertama dan tertua (54 juta tahun) yang diendapkan di Jawa Tengah dengan fragmen kuarsit, rijang dan batuan metamorf terdiri dari sekis dan filit. Kemudian menuju Watu Prahu ditempat tersebut dapat ditemui batuan sedimen yang terbentuk dari aktifitas biota laut terbukti dengan banyaknya cangkang Numuletes yang berbentuk seperti koin uang.

Di Jurang Jero Tancep peserta fieldtrip dapat melihat morfologi dari Pegunungan Selatan sebagai gunung api tua dan Gunung Merapi sebagai gunung api muda, terus ke Morfologi Wonosari Platform Sambipitu dimana penampakan dari morfologi Karst Formasi Wonosari sebagai bukti dari jaman keemasan kehidupan laut seperti koral terumbu, algae dan biota laut lainnya pada 16,2 juta tahun silam. Lokasi tersebut serupa dengan Great Barrier Reef di lautan Timur Australia.

Perjalanan selanjutnya menuju ke Bioturbasi Sambipitu Kali Ngalang yang masuk kedalam Formasi Sambipitu yaitu batu gamping Klastik sebagai hasil dari rombakan batu gamping terumbu 16,2 – 5,2 juta tahun silam. Ditandai dengan bioturbasi, kehidupan didasar laut dan di lokasi tersebut ditemukan batuan breksi dengan fragmen berupa batuan beku yang menandai penghabisan era gunung api purba dimana intensitas breksi berangsur habis ke lapisan sedimen yang lebih muda.

Acara fieldtrip berakhir di Situs Gunung Api Purba Nglanggeran Gunung Kidul, merupakan jejak-jejak aktivitas vulkanisme Pulau Jawa 36 juta tahun silam. Situs Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan produk dari lontaran letusan erupsi gunung api dalam istilah geologi disebut Bomb atau Aglomerat, masuk kedalam batuan Piroklastik ditandai dengan adanya pemanggangan batuan Piroklastik. Secara geometri material tersebut berukuran sangat besar dan luas sehingga dapat dibayangkan kondisi erupsi gunung api pada waktu itu.

Umur Pulau Jawa yang masih terekam oleh peneliti memiliki batuan tertua dengan usia ± 96 juta tahun yang lalu, dan dari batasan tahun tersebut lembaran-lembaran sejarah mulai dikuak. Proses pergerakan lempeng terus terjadi, sehingga kejadian berikutnya Pulau Jawa yang sudah menyatu tadi di-tabrak oleh lempeng Australia sehingga proses penunjaman kembali terjadi dengan jalur penunjaman Barat-Timur. Kejadian tersebut merupakan kejadian utama yang terjadi selama sejarah pembentukan Pulau Jawa, yaitu permukaan air laut yang naik dan yang utama proses pembentukan gunung-gunung api yang tersebar di pulau Jawa. Gunung-gunung api tersebut menjadi tulang punggung Pulau Jawa.

Disamping itu proses kejadian vulkanik terjadi sangat hebat, dibuktikan dari tersingkapnya batuan-batuan piroklastik (hasil erupsi gunung api) dan batupasir vulkanik yang sangat tebal. Proses ini berlangsung selama Oligosen – Miosen Tengah (36-10,2 juta tahun lalu) sehingga bisa diibaratkan masa itu adalah masa kejayaan gunung api di Pulau Jawa.

Lalu dalam perjalannya proses keaktifan gunung api berangsur turun, kondisi menjadi relatif stabil meski di beberapa tempat masih cukup aktif, dan hampir seluruh Pulau Jawa tergenang laut. Dalam pada itu proses biota laut berkembang dengan baik. Hal tu dikarenakan Pulau Jawa masih terendam laut dengan kondisi laut yang tenang, air jernih, sumber makanan cukup, dan cahaya matahari yang dapat masuk kelaut cukup baik. Sehingga membentuk suatu koloni koral yang sangat luas dan kumpulan-kumpulan biota air berkembang biak. Hasil kejadian ini terekam dari tersingkapnya batugamping koral maupun klastik yang sangat tebal dan luas di sepanjang selatan dan utara Pulau Jawa.

Berikutnya permukaan air laut berangsur turun dan diikuti oleh pengendapan-pengendapan sedimen non marine yaitu endapan-endapan darat dan tepi laut. Proses pembentukan gunung api muda dapat dilihat disepanjang Pulau Jawa diikuti pengangkatan, pemiringan, erosi, dan pertumbuhan terumbu secara ekstensif dan terus berlangsung sampai kini.

Acara fieldtrip melintasi ruang waktu Geoheritage yang dipandu oleh C. Prasetyadi, Geolog dari Universitas Pembangunan Nasional-UPN Veteran Yogyakarta, tersebut nampak sebagai suatu mata rantai yang tidak terputus dari peristiwa masa lalu dan masa yang akan datang.

Login

Login With Facebook

info.anda

Politik

Sekber Dukung Pernyataan PA IX RRI-Jogja News/L-12, Sekber Keistimewaan mendukung pernyataan sikap Pakualam ke 9, menyikapi konflik internal di Kadipaten Puropakualaman, yang dibacakan dalam agenda pisowanan di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman hari ini. Ketua Sekber Keistimewaan Widihasto Wasana Putra berharap dengan…

Seni dan Budaya

"Rumah Di Seribu Ombak" Tayang Serentak   RRI-Jogja News/L-09, Berawal dari persahabatan Samihi dan Wayan Manik, meski keduanya berbeda agama, namun keduanya mempunyai rasa takut yang sama, yang membuat keduanya bertekad bersama-sama keluar dari trauma yang menghantui mereka. Samihi takut kepada air, takut kepada laut karena…

Hukum

DPR Tolak Tender Digital RRI-Jogja News/L-12, DPR menolak pembahasan proyek tender digital dengan Pemerintah, hingga Rancangan Undang-Undang Penyiaran yang baru selesai dibahas.Anggota Komisi Satu DPR ROY SURYO mengatakan, pembahasan proyek tender digital dinilai bertentangan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun…

Teknologi

Layanan Data Solution Di Jogjatronik RRI-Jogja News/L-09, Era perkembangan teknologi terus tumbuh secara signifikan, hal ini dibarengi dengan meningkatnya pasar bisnis telekomunikasi di segmen layanan data. Menyadari hal tersebut XL Central Region berupaya untuk terus menghadirkan konsep inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasar…