"Rumah Di Seribu Ombak" Tayang Serentak
- Saturday, Sep 15 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 130
RRI-Jogja News/L-09, Berawal dari persahabatan Samihi dan Wayan Manik, meski keduanya berbeda agama, namun keduanya mempunyai rasa takut yang sama, yang membuat keduanya bertekad bersama-sama keluar dari trauma yang menghantui mereka. Samihi takut kepada air, takut kepada laut karena dirinya tidak bisa berenang sedangkan Wayan Manik trauma terhadap kekerasan akibat pedofilia yang dilakukan pria asing kepada dirinya sejak masa kanak-kanak. Kedua sahabat tersebut sama-sama hidup dalam kemiskinan, mereka tidak bisa sekolah dan tidak bisa menikmati masa kanak-kanak mereka dikarenakan mereka harus membantu kedua orang tua masing-masing, mencari nafkah. Rasa duka dan marah yang ada dalam diri Wayan dia ungkapkan kepada sahabatnya Samihi yang lalu meneruskan cerita itu kepada Ketua Adat setempat agar ancaman dari pria asing yang menguasai Wayan sahabatnya bisa ditanggulangi oleh pihak aparat desa, alhasil Wayan kecewa karena sahabatnya tidak bisa menyimpan rahasia pribadinya, dirinya merasa telah dipermalukan. Kekecewaan itu semakin bertambah saat ayahnya tewas menjadi korban Bom Legian sehingga Wayan bertekad untuk pergi merantau. Niatan itupun membuat Samihi merasa bersalah dan segera minta maaf meski yang dia lakukan semata untuk menolong sahabatnya tersebut. Kedekatan diantara kedua sejawat itu telah membuat Wayan sulit menolak permintaan maaf Samihi yang kemudian bersedia memaafkan apa yang menurut Wayan adalah suatu kesalahan, asalkan Samihi memenuhi syarat yang diinginkan Wayan. Adegan diceburkannya Samihi ke laut oleh Wayan yang karena terpaksa Samihi lantas bisa berenang, merupakan klimaks film layar lebar berjudul “Rumah Di Seribu Ombak” arahan sutradara sekaligus produser Erwin Arnada yang diangkat dari novel best seller karyanya sendiri dengan judul yang sama. Film drama penuh ironi berdurasi 110 menit tersebut sarat dengan nilai kemanusiaan dengan ide cerita mengangkat kisah nyata yang dialami anak-anak di Desa Kaliasem Singaraja yang menjadi korban seksual oleh pria-pria bule, namun kasus tersebut sirna dengan berlalunya waktu. Film “Rumah Di Seribu Ombak” yang kini tayang di Cinema 21 Plaza Ambarrukmo Yogyakarta dan juga serentak di bioskop-bioskop di kota-kota yang ada Cinema 21, merefleksikan keberanian hidup dengan nilai-nilai keluarga yang penuh inspirasi patut disaksikan oleh segenap keluarga dan masyarakat, guna mendidik tata cara hidup bertoleransi diantara orang-orang yang berbeda keyakinan. Dalam film tersebut tampil wajah-wajah baru semisal Risjad Aden selaku Samihi Kecil, Dedey Rusma selaku Wayan Manik Kecil, Andre Julian sebagai Samihi Dewasa dan Risman Jayadi sebagai Wayan Manik Dewasa.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.