Pameran Lukisan Guntur Sanggalangit Di Tembi Bantul

Minggu, 22 Januari 2012 17:12 Antok Wesman Dilihat: 90 Kali
  • Sebelumnya
  • 1 of 2
  • Selanjutnya

RRI-Jogja News, Guntur Sanggalangit, seniman serba bisa dari Kampung Nagan Lor, Yogyakarta, kini menggelar 15 karya lukisannya dalam Pameran Tungal bertajuk Panggung Kethoprak, bertempat di Rumah Budaya Tembi, Sewon, Bantul, hingga 26 Januari 2012. Hampir seluruh karya yang dipamerkan menggambarkan hiruk-pikuk dinamika kehidupan manusia dalam warna-warna cemerlang sehingga menarik perhatian.

“Tema pameran saya ini mengambil judul Panggung Kethoprak karena kethoprak itu pernah ada dihati masyarakat, tetapi sekarang ini sudah semakin dijauhi masyarakat, lalu kethoprak sekarang bermanifestasi di panggung-panggung politik, jadi saya lihat pejabat-pejabat cuma main kethoprak aja, didepan publik kelihatannya berantem tapi dibelakang mereka ketawa-ketawa,” kilah Guntur kepada RRI-Jogja.

Dikatakan, “Selain di panggung kethoprak saya punya inspirasi bahwa kehidupan ini sama dengan panggung, jadi kita ini pemain-pemainnya, setelah kita sadar bahwa kita ini pemain-pemain dalam kehidupan, tinggal kita pilih mau jadi pemain yang apa saja terserah aja.”

“Dalam gelaran kethoprak itu ada orang sedih, orang susah, orang kaya, orang miskin, dengan melihat pertunjukan di panggung dan kita tarik dalam kehidupan sehari-hari seandainya pas pada posisi terbawah itu terus bagaimana, kalau kita sadar bahwa di panggung itu ada sutradara, dalam panggung kehidupanpun ada sutradaranya yaitu Sing Gawe Urip (Tuhan Yang Maha Kuasa) dimana kalau sudah dihadapanNya kita tidak bisa berbuat apa-apa, kalau memang ditugasi menjadi orang yang hidupnya susah ya diterima saja, intinya itu begitu,” imbuhnya.

Untuk lukisannya berjudul Yin Yang, Guntur kepada RRI-Jogja menjelaskan, “Ini merupakan suatu keseimbangan, yaitu kalau ada orang yg hidupnya sedih banget atau senang banget itu kadang-kadang lepas kontrol, kalau kita itu sadar bahwa kita itu selalu dalam kondisi seimbang, maka kalau sedih ya jangan sedih banget, artinya dikembalikan pada suatu kondisi yg dinamis, aja kebanget-banget le nelangsa, kalau senang ya jangan senang-senang banget, jadi tetap dalam suatu kondisi kesadaran.”

Didalam setiap katalog pamerannya kali ini, Guntur Sanggalangit menempelkan secarik uang mainan plastik 100-ribu rupiah sebagai simbol yang bermakna bahwa uang Indonesia itu sekarang dibuat “mainan” yang menurutnya, “Saya baru bisa memberi kebahagiaan dengan main-main dengan harapan semoga menjadi beneran nantinya hahaha,” gelaknya. “Seni itu kan bermain-main aja, mudah-mudahan dari bermain-main ini menjadi kelak bisa menjadi sungguhan, do’a kan saja” harapan Guntur Sanggalangit.

You are here:   HomeBeritaRegionalSeni dan BudayaPameran Lukisan Guntur Sanggalangit Di Tembi Bantul

Seksi Berita

Share/Save/Bookmark