Resital Cello Di Rumah Budaya Tembi Bantul

Kamis, 19 Januari 2012 20:24 Antok Wesman Dilihat: 164 Kali
  • Sebelumnya
  • 1 of 2
  • Selanjutnya

RRI-Jogja News, “When love struck by passion, disappointment and anxiety will rise”, ketika cinta disambut dengan kegairahan, kekecewaan dan kegelisahan muncul. Harapan yang terlalu tinggi, rasa ingin tahu dan ingin memiliki yang terlalu dalam, sehingga membawa jauh dari titik terang ke arah kegelapan."

Begitulah bait-bait manis yang akan ditorehkan Alfian Emir Adytia ke dalam resital cello bertajuk ”Passion Disappointment Anxiety”atau Penuh Gairah, Kemarahan Sekaligus Kekecewaan, yang berlangsung pada hari Jumat (20/1) mulai pukul 19.30 WIB di TeMbi Rumah Budaya Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 8,4 Timbulharjo Sewon Bantul, Yogyakarta.

Melalui Resital Cello, Alfian akan mengusik sekaligus menggelitik emosi Anda melalui gesekan cello dari nomor-nomor yang ia mainkan. Alfian yang masih studi di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, berhasil menerima beasiswa musik FoMbi, TeMBI Rumah Budaya dan berhasil lolos dari audisi cello Asean-Russia Symphony Orchestra of Young Musician di Bali dengan konduktor Singgih Sanjaya dan Alexander Polishchuk dari Russia.

Resital Cello di Rumah Budaya Tembi kali ini didukung oleh Angelica Liviana atau biasa dipanggil Livi, alumnus Conservatory of Music, Universitas Pelita Harapan Jakarta, memainkan Piano dan Gigin ‘rajin’ Sholat mahasiswa ISI Yogyakarta jurusan Etnomusikologi yang memainkan Kendang Sunda.

Koordinator Resital Cello Titin Natalia kepada RRI-Jogja menjelaskan, “Dari semangat, disini passion Anda akan diturunkan menjadi sebuah kekecewaan (disappointment) akan sebuah janji atau harapan melalui permainan Alfian Emir Adytia dalam nomor Gelisah. Sebuah karya yang secara garis besar adalah luapan rasa kegelisahan atas kekecewaan terhadap sesuatu yang ditulis dalam format trio, Piano, Cello dan Kendang Sunda".

"Penambahan satu alat etnis, kendang sunda adalah untuk mengangkat rasa nuansa laras digunakan, selain menimbulkan suasana etnis yang kuat. Melodi-melodi yang tercipta seakan menambah suasana kegelisahan (anxiety) atas kekecewaan yang mendalam mengakibatkan rasa keterpojokan dan menjauhi titik terang”, jelasTitin.

”Bak roller coaster kehidupan, naik-turun menjalaninya, program resital cello ini pun akan berakhir dengan sebuah melodi pencerahan, sebuah titik terang setelah semua passion dicampur-aduk, mulai semangat hingga keputus-asaan hingga muncul karya Sergei Rachmaninoff dalam Sonata for Cello and Piano in G Minor, Op.19, 3rd mvt Andante,” imbuhnya.

Pendiri TeMBI Rumah Budaya TeMBI N.Nuranto kepada RRI-Jogja dalam pada itu mengungkapkan bahwa Rumah Budaya secara rutin memberikan kesempatan bagi siapa saja para pekerja seni untuk menuangkan kreasinya, sebagai misi dari TeMBI sendiri yaitu sebuah usaha yang "Selft Sufficient" (mandiri) dengan menghasilkan karya-karya kreatif berbasis budaya lokal yang berkualitas.

You are here:   HomeBeritaNasionalSeni dan BudayaResital Cello Di Rumah Budaya Tembi Bantul

Seksi Berita

Share/Save/Bookmark