RRI-Jogja News/L-09, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan orasi budaya saat pembukaan event “Jogja Japan Week” untuk memperingati 27 tahun hubungan persahabatan Jogja-Kyoto, berlangsung di Jogja National Museum Jl. Amri Yahya, Gampingan Yogyakarta.
Berikut cuplikan dari apa yang dikemukakan Sri Sultan. "Perpaduan seni-budaya dan teknologi dari dua bangsa yang berbeda, yang melahirkan karya-karya seni dan industri kreatif yang unik, eksotik dan ekslusif. Bahasa Seni memang bersifat universal, meskipun tidak tahu persis bahasanya tetapi yang jelas nilai-nilai estetikanya dapat dirasakan getarannya".
"Selain itu sofistikasi seni juga menunjukkan tingkat peradaban suatu bangsa. Di jaman dahulu pusat peradaban berada di Timur kemudian bergeser ke Barat, tetapi sekarang ini ada tanda-tanda jaman, pusat peradaban akan kembali ke Timur".
"Perdana Menteri Jepang Nakasone pernah mengatakan, era Pasifik tak akan terelakkan sejarah, analisis sejarahwan Toynbee dan Springler juga memprediksi putaran Eropa yang dimulai Abad ke-13 kini cenderung menurun dan Abad ke-21 ini akan menjadi saksi berkembangnya peradaban Asia-pasifik. Kalau Abad ke-20 milik Amerika maka Abad ke-21 ini akan menjadi milik Asia, saat kebangkitan bangsa-bangsa Asia mengubah kekuatan Atlantik ke Pasifik".
"Sedang berlangsung trend Renaissance Asia yang menandai kegairahan baru untuk menggali warisan peradaban masa silam yang pernah unggul di pentas dunia. Dalam hal ini Indonesia, Yogyakarta khususnya mencoba mengadopsi dan mengadaptasi Restorasi Meiji untuk memanfatkan momentum Renaissance Asia itu, seraya berselancar diatas gelombang Abad Pasifik".
"Dalam catatan sejarah, PM Jonichiro Koisumi menyebutkan bahwa tahun 2003 merupakan tahun pertukaran ASEAN-Jepang yang mengukuhkan hubungan emosional yang sudah lama terjalin".
"Pekan Budaya Jogja-Jepang ini adalah wujud nyata semangat tahun pertukaran 2003 itu pula, bahkan lebih dari itu hubungan sisterships ini sejak awal memang dimaksudkan untuk mengisi kebijakan Perdana Menteri Takeo Fukuda ditahun 1977 yang mementingkan ASEAN khususnya Indonesia".
"Pada awalnya Kyoto dinamakan Ibukota Perdamaian, serupa dengan Yogyakarta yang disebut sebagai Miniatur of Indonesia, yang juga memperoleh predikat sebagai City of Tolerance oleh para pemuka lintas agama".
"Banyaknya kemiripan karakteristik yang khas diantara Jogja dan Kyoto, maka dijalinlah Sister Province di tahun 1985, dibidang pendidikan dan kebudayaan sehingga diharapkan dapat menciptakan sinerji yang saling menguntungkan".
Perhelatan Jogja Japan Week 2012 dengan tema “Festival Empat Musim Di Jepang” tersebut, berlangsung dari Kamis (5 Juli) hingga Minggu (8 Juli).