RRI-Jogja News, Malam itu, pengunjung yang memenuhi kursi Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri –PKKH Universitas Gadjah Mada Bulaksumur Yogyakarta, terpuaskan, sehingga hampir seluruhnya tidak beranjak dari tempat duduk.

Mereka terpukau oleh tampilan sembilan anak-anak muda dari Hanoi dalam tarian Hip Hop diiringi instrument tradisional Vietnam berupa Dan Tranh, Dan Bau serta Dan Nguyet sejenis calung dan sitar, digabungkan dengan seperangkat drum, arahan koreografer Raphael Hillebrand dan Sebastien Ramirez.

Pentas Hip Hop bertajuk Nhieu Mat tersebut serasa cepat berlalu meskipun para penarinya selalu bergerak selama 65 menit nonstop, atraksi yang sangat menguras keringat.

Dalam kreasi tersebut kedua konseptor dan koreografer telah memperluas bahasa tari menjadi ekspresi yang kaya dan beragam. Unsur-unsur teater, teks yang dilisankan, music dan lagu tradisional Vietnam menjadi seluruh elemen karya unik tersebut.

Musik dan dialog saling melengkapi satu sama lainnya dalam harmoni yang utuh. Tarian dan juga music ternyata mampu menyatukan budaya tradisi dengan yang kontemporer yang diperlihatkan dengan keselarasan antara beatboxing dan Dan Tranh, alat petik tradisional Vietnam berdawai 16.

Tema acara “Nhieu Mat” menurut Pham Khanh Linh, salah satu penari belia yang ditemui RRI-Jogja usai pentas, adalah gambaran generasi muda Vietnam masakini yang beranjak dari kultur tradisi kearah budaya baru non-tradisi sejalan dengan proses pembangunan yang pesat menuju modernisasi di segala bidang.

Dari adegan-adegan yang ditampilkan tampak kompleksitas permasalahan yang muncul akibat derasnya arus globalisasi, ada adegan lucu, ironis bahkan terkadang menyentuh nurani kemanusiaan.

Sementara itu, Raphael Hillebrand yang bermukin di Berlin (Jerman) dan Sebastien Ramirez yang menetap di Perpignan (Perancis) juga penari sekaligus koreografer kaliber internasional yang dibesarkan dalam budaya Hip Hop yang mampu mengawinkan beragam gaya tarian dengan unsur dramaturgi, yang kemudian tertuang dalam sajian menarik di Gedung PKKH UGM atas dukungan Goethe Institut Sprache Kultur Deutschland Jakarta.