RRI Jogjakarta | Berita Jogja dari RRI Jogjakarta

Sastra Bulan Purnama Oleh Guru-Guru DIY Di Tembi Bantul

RRI-Jogja News, “Siswa harus kita olahrasa-kan, olahverbal-kan sedemikian rupa sehingga mereka mempunyai daya rasa yang luar biasa, sehingga peduli terhadap apa yang ada dilingkungannya. Karena tanpa ada pengembangan daya rasa melalui Kelompok Studi Sastra, saya yakin optimalisasi daya peduli anak terhadap lingkungan akan berkurang”.

Hal itu di ungkapkan Drs. Indah Harjanto, MPd. Guru Matematika SMA Negeri 1 Imogiri Bantul kepada RRI-Jogja, Senin Malam (7/5), disela-sela berlangsungnya pembacaan syair oleh setidaknya 11 guru-guru Se Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam acara Sastra Bulan Purnama Edisi Ke-8 dengan tema “Membaca Puisi Mengenali Diri” berlangsung di Tembi Rumah Budaya Jl. Parangtritis Km. 8,4 Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Selaku penanggungjawab Kelompok Studi Sastra sekolah tersebut, Indah Harjanto merasa berkewajiban menjaga Imogiri sebagai Pintu Gerbang Budaya DIY sebagaimana telah dicanangkan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Koordinator acara Sastra Bulan Purnama teruntuk para guru yang di inisiasi pihak Tembi, Umi Kulsum yang juga pengajar di SMP 2 Bantul kepada RRI-Jogja menjelaskan, “Ada warna yang beda dan kiprah yang lain di Bulan Pendidikan ini, mengingat hadirnya penyair-penyair ternama seperti Landung Simatupang dan Iman Budi Santosa, sehingga diharapkan ada pencerahan tersendiri bagi guru-guru yang menekuni dunia sastra”.

Dalam pada itu, penyair senior Iman Budi Santosa membeberkan tata cara menulis puisi yang menurut pameo setingkat dibawah Kitab Suci, karenanya harus ada harmoni antara wujud dan isi, pilihan kata terasa pas, ada greget kepenyairan, ada otentisitas penyajian, ada pandangan yang ditawarkan dan merangsang renungan lebih jauh tentang kehidupan.

Menurut Iman, penilaian untuk puisi itu sebenarnya ada tiga yakni, yang tidak kelihatan, yang kelihatan dan yang didengar. Yang tidak kelihatan bernama Interpretasi, penghayatan, penafsiran. Yang kelihatan bernama mimik, bagaimana geraknya. Yang ketiga auditif bagaimana vokalnya, bagaimana dia membacanya.

Ons Untoro selaku inisiator kegiatan tersebut mengatakan, seluruh guru yang berpartisipasi membacakan puisi karya mereka sendiri dengan tema diluar profesi mereka, semisal tentang alam dan masalah sosial kemasyarakatan, sehingga diharapkan para guru bisa mengenali potensi diri di dalam menulis puisi.

Adapun guru-guru yang terlibat diantaranya, Yeti Islamawati dari Mts Lab Universitas negeri Yogyakarta, Bambang Edy Sulistiawan dan Windarti dari SMP N 1 Bantul, Sunarsih Hafiz dan Diah Agustin dari SMA 1 Imogiri, Kembararum dari SMP 1 Kasihan, Choen Supriyatmi dari SMP N1 Imogiri, Siska Yuniati dari Mts N Giriloyo, Sri Suwarni dari SMP 2 Bantul, Mairina dari SMP Plered serta Umi Kulsum dari SMP 2 Bantul.

Malam Sastra Bulan Purnama di Tembi Rumah Budaya tersebut dimeriahkan dengan penampilan Tembi Dance, Tembi Music dan Musik Sanggar Nusantara, serta tampilnya Landung Simatupang yang membacakan puisi berjudul “Seorang Tuna Wisma Menghibur Istrinya” karya Sri Suwarni Dirjo Suwarna, S.Pd., guru SMP 2 Bantul.

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

• " Jamasan " RRI Yogyakarta
• "Agitasi Garuda" Di Jogja Gallery
• "Bencana Budaya" Dalam Lukisan Kamal Guci Di BBY
• "Booming" Hotel Di Jogja
• "Indonesia Berdonor" Hari Radio Ke-67

• < Prev
• Next >