You are now being logged in using your Facebook credentials

Musisi Zuni Migoze Menyatukan Indonesia Dan Afrika

RRI-Jogja News, “Saya senang bisa membuat orang bahagia lewat lagu-lagu yang saya bawakan melebihi tarian dan pesan yang termaktub didalamnya,” ungkap Zuni Migoze kepada RRI-Jogja usai pementasan yang mengesankan di Via-Via Yogyakarta Sabtu malam (5/5).

Wonderful great, Luar Biasa! Jembatan yang indah dan yang sangat budaya dan bagus sekali” komentar Maria, wanita Perancis kepada RRI-Jogja, yang selama Zuni menyanyi, tak hentinya dia menggoyangkan badan mengikuti lantunan nada yang memang memicu siapapun yang mendengarkannya untuk bergoyang.

Hal senada juga diucapkan oleh Mella Jaarsma, perupa perempuan asal Belanda yang menikah dengan penduduk Jogja dan telah 20 tahun tinggal di Jogja, atas penampilan musisi Afrika tersebut kepada RRI-Jogja. “Saya sangat bahagia bahwa akhirnya kita terima musik dari Afrika, karena jarang sekali mereka mau sampai di Yogyakarta dan kurang sekali ada pertukaran budaya antara Afrika dengan Asia sebenarnya, jadi ini spirit yang berbeda yang masuk ke Yogyakarta terutama ke Prawirotaman, Jogja Selatan ini”.

Zuni Migoze, musisi asal Kenya, telah menyatukan Afrika dengan Indonesia dalam pementasannya di Bali dan di Jogja, melalui musik, bahasa universal yang bisa diterima oleh masyarakat apapun di belahan dunia manapun juga.

Malam itu, di Via-Via café Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Prawirotaman No. 30, diwilayah Jogja Selatan, Zuni tampil memukau diiringi grup band dari Bali dengan personil masing-masing, Komang di Drum, Krisna di Bas, Patricio dari Chili di Gitar, dan Alexander Patrick Moss dari Australia di keyboard dan Rock Weiber dari Amerika Serikat selaku Musik Director untuk acara Bali Spirit Festival yang diikuti banyak musisi dari mancanegara.

Dalam pada itu, Zuni sempat mengagumi permainan Jimbe oleh Deni Dumbo dari ISI Yogyakarta.

Sekilas banyak kata-kata yang terucap dalam syair-syair lagu Afro-Pop yang dinyanyikannya terdengar mirip dengan kata-kata Indonesia, semisal “Joja-Joro” yang ternyata bahasa dari Velakuti, Nigeria, kemudian “Pata-Pata” yang berarti sentuhan yang dipopulerkan oleh Meriem Makeba dari Afrika Selatan, “Wakawake” yang tak asing di telinga kita.

Musisi-musisi Afrika, diantaranya Salamoana dan Meriem Makeba telah menginspirasi dirinya untuk menyebarkan pesan dunia yang satu, meski kepedihan dikarenakan konflik masih menerpa sebagian penduduk di Afrika.

Ada pesan mendalam dari balik ke 12 lagu-lagu yang dinyanyikan Zuni Migoze, semisal tentang beratnya perjuangan kaum perempuan dan anak-anak di Afrika yang telah terlupakan, namun begitu mereka tetap tersenyum. Contoh suatu kaum yang sangat menyentuh perasaan.

Agenda kunjungan Zuni di Yogyakarta, pada hari Minggu (6/5) dirinya mengunjungi Sanggar Anak Alam di Dusun Nitiprayan untuk berbagi “nyanyian” kepada anak-anak, dan melihat kawasan industri keramik Kasongan Bantul yang begitu dia kagumi.

Kehadiran Zuni Migoze di Indonesia selain diundang untuk berpartisipasi dalam acara tahunan Bali Spirit Festival, dia membawa kampanye “Bridge Initiative” pertukaran budaya untuk anak-anak Afrika yang terabaikan.

Tahun depan, Zuni Migoze akan membawa serta 12 anak-anak ke Indonesia yang menurutnya sebagai “Negeri Besar Nan Indah Berkekuatan Spirit” yang telah memotivasi dirinya untuk menekuni “meditasi” dua kali seharinya guna membuatnya tetap bugar dan survive.  

ASANTESANA Zuni (bahasa Swahili yang artinya terimakasih) dan KARIBU (Selamat Datang) di acara Bali Spirit Festival 2013.

 

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda