"Booming" Hotel Di Jogja
- Friday, Mar 02 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 734
RRI-Jogja News, "Banyaknya hotel baru di Yogjakarta menimbulkan sedikit kekuatiran karena, kue yang mesti dibagi akan semakin kecil jika tidak ada upaya untuk menambah jumlah kunjungan maupun lama tinggal wisatawan. Jika kondisi ini terjadi, dikuatirkan akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat", ungkap Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia -PHRI, Istijab M. Danunegoro kepada RRI-Jogja disela-sela peresmian hotel Grand Dafam MM Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Raya Seturan, Rabu (29/2).
“Jangan sampai bersaing habis-habisan dengan membanting harga sehingga hotel yang ada harus mempertahankan harga sesuai dengan standarnya, misalnya untuk bintang lima tarif yang diberlakukan Rp 800 ribu, untuk bintang empat tarifnya Rp 600 ribu, dan bintang tiga tarifnya Rp 400 ribu,” Imbuh Istijab.
Dengan harapan pelayanan yang diberikan oleh hotel tetap bagus. Disamping itu, juga tidak saling mematikan antar hotel. Menurutnya, pekerjaan rumah yang belum terselesaikan adalah menambah lama tinggal para wisatawan dan menambah jumlah kunjungan wisata ke Jogjakarta melalui kerjasama antar pelaku pariwisata sangat diperlukan.
Istijab menuturkan, "PHRI DIY juga telah membuat kesepakatan dengan Walikota Yogyakarta mengenai investasi perhotelan, di mana PHRI akan memberikan surat rekomendasi kepada calon investor yang masuk. Hal ini diperlukan untuk mengetahui tujuan dan segmen yang disasar oleh investor. Sebab, banyak juga investor yang masuk tetapi hanya sekedar membeli tanah dan menjualnya lagi".
“Perijinan di DIY memang mudah, kadang hal itu disalahgunakan. Calon investor hanya membeli tanah saja kemudian menjualnya lagi. Itu kan bukan murni investasi. Disamping itu juga untuk mengetahui pasar mana yang dituju oleh investor. Mereka pun diharapkan bisa membantu memperbesar kue, bukannya mengambil kue yang sudah kian sedikit,” tuturnya.
Yang terpenting adalah menjaga kebutuhan, jangan sampai antara pemasukan lebih sedikit dari suplainya. Karena jika hal itu terjadi, persaingan antar hotel akan tidak sehat, dan justru semakin mematikan. “Tentunya harus disikapi dengan bijak, terpenting mari bersama-sama memperluas kue. Caranya ya melalui kerjasama antar pelaku pariwisata,”ungkapnya.
PHRI DIY saat ini sedang mendorong terbentuknya Badan Promosi Propinsi. Agar promosi yang dilakukan dapat menyeluruh dan mencakup semua wilayah di DIY. Selama ini, badan promosi pariwisata hanya dimiliki oleh Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.