Perayaan Hari Raya Nyepi Nasional Di Candi Prambanan
- Monday, Feb 25 2013
- Written by Antok Wesman
- Hits: 1303
RRI-Jogja News/L-09, Rangkaian acara Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1935 Daerah Istimewa Yogyakarta berlangsung sejak 30 Januari 2013 hingga 22 Maret 2013, dengan puncak acara jatuh pada tanggal 11 Maret 2013 di Pelataran Candi Prambanan Yogyakarta.
Ketua Umum kegiatan Dr. Gede Bayu Suparta dalam Pers Conference di Pura Jagatnatha, Banguntapan, Bantul menjelaskan, dalam Upacara Tawur Panca Kelud Yama Raja Dirgayusa Bumi di Pelataran Candi Prambanan pada hari Senin (11/03/13) diharapkan Menteri Agama RI Drs. Suryadharma Ali memberikan sambutan, mengingat perayaaan tersebut merupakan perayaan nasional yang akan dihadiri oleh sekitar 20-ribu umat Hindu dari seluruh pelosok Tanah Air.
Perayaan Nyepi 2013 mengusung tema “Kanthi Luhuring Budi, Umat Hindu Memetri Budaya Ngudi Raharjaning Praja” yang berarti dengan keluhuran budi, umat Hindu melestarikan kebudayaan luhur guna pencapaian kesejahteraan bangsa dan negara.
Kegiatan ritual keagamaan diawali dengan Matur Piuning oleh segenap panitia ke empat lokasi yakni di Pura Jagatnatha, di Gunung Merapi, di Pantai Parangkusumo dan di Tugu Jogja. Kemudian Mendak Tirta, pengambilan air suci dari mata air di Gunung Merapi, di Beji, di Pantai Parangkusumo dan di Candi Candi Prambanan.
Dilanjutkan dengan Upacara Melasti (Labuhan Suci) yang dilaksanakan di dua lokasi masing-masing di Pantai Ngobaran, Gunung Kidul pada Hari Senin, (25/02/13) mulai pukul 8 pagi hingga 13 WIB, dan di Pantai Parangkusumo, Bantul pada hari Sabtu, (9/03) mulai pukul 13 hingga 16 WIB.
Upacara berikutnya adalah Bhuta Yadnya atau Tawur Tilem Kesanga, dengan tingkatan Pecaruan Panca Kelud Yamaraja Dirgayusa Bumi yang bermakna penyelarasan diri dengan alam semesta beserta seluruh isinya, agar bumi menjadi mitra bagi kehidupan manusia. Upacara tersebut berlangsung pada hari Senin (11/03), mulai pukul 6 pagi hingga 14 WIB di Candi Prambanan Yogyakarta.
Upacara Tawur Kesanga diawali dengan prosesi Mendak Tirta dari Candi Siwa menuju gerbang masuk utama sisi Barat, diiringi barisan umbul-umbul, senjata dewata Nawa Sanga, Wasi, penari Rejangdewa, gunungan, Ogoh-ogoh dan diikuti barisan umat. Sebelum dan sesudan Mendak Tirta dilakukan perjalanan Pradaksina mengitari Candi Siwa, diringi Bleganjur, Kidung dan Mantram Suci.
Seusainya prosesi menuju ke area upacara disambut Uyon-Uyon Gamelan, fragmen tari kontemporer dan tarian Ogoh-ogoh. Pada fase itulah berlangsung seremoni Simakrama Nasional bersama Menteri Agama dan Pejabat setempat.
Tawur Kesanga ditutup dengan persembahyangan umat berupa Trisandhya, Sapta Sembah dan Nunas Tirta. Disaat itulah ummat mendaptkan dua jenis tirta yakni Tirta Wangsupada dan Tirta Pengentas Caru untuk acara Pengrupuk di Pura masing-masing.
Upacara Pengrupukan berlangsung pada hari Senin, (11/03) mulai pukul 17 hingga 19 WIB diwarnai dengan mengarak Gunungan dan Ogoh-Ogoh mengitari desa. Di Yogyakarta, tradisi “Mubeng Desa” tersebut digelar di Pura Jagatnatha Banguntapan Bantul dan di Pura Widya Dharma Wedomartani Sleman.
Sebagai puncak acara Perayaan Nyepi, umat Hindu melaksanakan Sipeng atau Bratha Penyepian, berupa Amati Geni (pantang api dan nafsu), Amati Karya (pantang kerja), Amati Lelungan (pantang bepergian) dan Amati Lelanguan (pantang melihat dan mendengar hiburan) yang berlangsung selama 24 jam, pada hari Selasa (12/03) mulai pukul 6 pagi hingga hari Rabu (13/03) pukul 6 pagi. Kegiatan itu dilakukan di rumah masing-masing.
Perayaan ditutup dengan Upacara Ngembak Geni pada hari Rabu, tanggal 13 Maret di Pura dan di rumah masing-masing dengan kegiatan Dharma Shanti saling maaf-memaafkan antar sesama, dan umat Hindu memasuki Tahun Baru Saka 1935 dengan lahir dan batin yang suci.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.