Sastra Bulan Purnama Edisi Ke-18 Di Tembi Bantul
- Friday, Mar 01 2013
- Written by Antok Wesman
- Hits: 244
RRI-Jogja News/L-09, Empat penyair dari generasi yang berbeda tampil membaca puisi dalam Sastra Bulan Purnama edisi 18, Senin Malam (25/02/13) di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Empat penyair tersebut dari masa angkatan Persada Studi Klub Asuhan Umbu Landu Paranggi, sampai penyair sesudahnya dalam selisih 10 tahun. Dari 4 penyair, satu penyair tinggal di Bogor, yakni Cunong Nunuk Suraja, yang semasa di Yogya tahun 1970-an aktif di Persada Studi Klub, dan tiga penyair lainnya Rina Ratih (1980), Evi Idawati (1990) dan Muahamad Aswar (2000) tinggal di Yogyakarta.
Seperti Sastra Bulan Purnama edisi 17 bulan Januari lalu menampilkan empat penyair dari generasi yang berbeda. Dan untuk edisi 18 pada bulan Februari juga menampilkan penyair empat generasi, yang masing-masing mengirimkan 10 puisi yang ditulis tahun 2012, atau setidaknya tahun 2011. “Sengaja penyairnya kami minta untuk mengirim puisi terbaru, setidaknya untuk menunjukkan, bahwa mereka masih menulis puisi” ujar Ons Untoro.
Cunong Nunuk Suraja, tinggal di Bogor dan menjadi pengajar Intercultural Communication FKIP Universitas Ibn Khaldun Bogor. Dia mengirim lebih dari 10 puisi yang ditulis tahun 2012. Rina Ratih, mewakili generasi 1980-an tinggal di Yogya, sehari-harinya sebagai pengajar di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Rina mengirimkan 10 puisi yang ditulis tahun 2012.
Evi Idawati, mewakili generasi tahun 1990-an, tinggal di Yogya dikenal sebagai penyair perempuan produktif. Evi juga menulis skenario film, mengirimkan 10 puisi yang ditulis tahun 2012 dan 2011.
“Yang lebih muda dari ketiganya, Muhamad Aswar, kini masih kuliah di Universitas Islam Negeri -UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, mewakili generasi Tahun 2000-an. Aswar asli dari Makasar dan menetap di Yogyakarta, mengirimkan 10 puisi yang ditulis tahun 2012” kata Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama.
Selain penyair empat generasi membaca puisi, pada pembukaan diisi oleh Ikun Sri Kuncoro, seorang penyair dan cerpenis dari Yogya. Ikun membaca penggalan dua novel dari judul yang berbeda dan dari penulis yang tidak sama, karena kedua penggalan novel itu mempunyai kesamaan kalimat, yang hampir-hampir tak ada bedanya.
Tampil pula kolaborasi penyair Ripana Puntarasa dengan seorang pemusik sekaligus perupa Josef Praba. Keduanya menghadirkan teks puisi menjadi puisi visual. Menurut Ons Untoro, selaku koordinator acara Sastra Bulan Purnama, setiap penyair yang tampil membaca puisi diperbolehkan melakukan kreasi dalam membaca, termasuk membaca dengan iringan musik, atau teaterikal puisi.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.