Pentas Musik Spesial Di Candi Prambanan
- Tuesday, Jan 10 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 574
RRI-Jogja News, Yayasan Nyanyian Dharma, bekerjasama dengan Pregina Enterprise Bali dan Kamla Production, menggelar Doa Puji-Pujian bertajuk Sembah Sujud Doa Pertiwi Nusantara Harmoni, menghadirkan Dewa Budjana (gitaris grup band GIGI), Trie Utami, Ayu Laksmi, Gde Kurniawan, Laksmi Devi (dari San Francisco, Amerika Serikat), Mr. Botax (grup rocker fusion dari Bali), Komunitas Sunda Wiwitan Rajah Mantra (dipimpin oleh Budi Dalton) serta Jaduk Feriyanto bersama kelompoknya dari Yogyakarta.
Acara tersebut berlangsung di Ramayana Stage Candi Prambanan Yogyakarta, Rabu Malam (11/1), terbuka untuk umum secara cuma-cuma.
Koordinator Nyanyian Dharma, Agung Bagus Mantra kepada wartawan menjelaskan, “Pentas di Candi Prambanan Yogyakarta merupakan cita-cita, mengingat kuatnya akar budaya disini, ditempat berdirinya warisan adiluhung nenek moyang bangsa yang menyimpan spirit ruhani yang luar biasa”.
“Nyanyian Dharma ingin menebarkan pesona indahnya perdamaian dan keharmonisan di Bumi Nusantara, sebagaimana halnya yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita bahwasanya perbedaan itu bisa diterima dengan apa adanya, namun kini perbedaan yang ada menjadi potensi perpecahan bangsa Indonesia” ungkap Trie Utami dengan rasa prihatin.
“Kami para seniman musisi melakukan apa yang kami bisa melalui musik, kami mengajak seluruh generasi bangsa bersatu kembali diatas perbedaan yang ada” imbuhnya bersemangat.
Dalam Konferensi Pers berlangsung Senin Malam (9/1) di Hotel Victoria Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta, empat personil masing-masing Dewa Budjana, Trie Utami, Budi Dalton dan Agung Bagus Mantra, mengajak seluruh masyarakat yang ada di Yogyakarta untuk ikut hadir sambil membawa do’a, mendo’akan secara bersama-sama agar bangsa Indonesia terbuka hatinya untuk mau bergandegan tangan, bahu-membahu bergotong-royong, sebagai bangsa besar yang bersatu padu.
Nyanyian Dharma dirintis oleh Dewa Budjana di tahun 1998 melalui album rohani Hindu berlabel independen, awalnya Dewa Budjana mengajak musisi Bali untuk menyebarkan rekaman alunan musik dengan konsep modern untuk pendalaman spiritual hingga tahun 1999 dengan masuknya gitaris handal Made Balawa.
Di tahun 2004 berkolaborasi dengan Agung Bagus Mantra memunculkan album berikutnya hingga edisi yang ke-tiga di tahun 2009. Untuk edisi album ke dua Trie Utami terlibat didalamnya dengan Nyanyian Mantram Gayatri.
Saat pentas di New Delhi, India pada Februari 2010 serta di San Francisco, California, Amerika Serikat, pada Februari 2011, banyak penonton yang mengalami trance, terlalu hanyut kedalam buaian alunan nada yang dikuatkan dengan syair-syair berbahasa sangsekerta.
“Puji-pujian melalui bahasa sangsekerta ternyata bisa dinikmati oleh bangsa apapun di muka bumi ini” ujar Trie Utami saat dikonfirmasi RRI-Jogja sehubungan dengan terjadinya trance diantara penonton saat mereka pentas di India dan di Amerika Serikat.
Dalam pertemuannya antara Dewa Budjana dengan Trie Utami di Bandung beberapa hari lalu, tercetuslah ide untuk menggelar acara Nyanyian Dharma di Yogyakarta tepatnya di Candi Prambanan, dengan meminta restu Pemangku Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam IX.
Mereka, para musisi ber-swakarya dan ber-swadana bertindak cepat sebagai Event Organizer, termasuk Trie Utami yang bertugas sebagai media relations menghubungi wartawan-wartawan berbagai media di Jogja untuk mengikuti acara Jumpa Pers mendadak namun berlangsung sukses dengan penuhnya kursi undangan yang disiapkan untuk para wartawan.
“Konsep kolaborasi artis dalam Nyanyian Dharma merupakan salah satu upaya pelestarian nilai-nilai luhur Nusantara dalam bingkai kekinian yang dikemas sebagai acuan generasi muda didalam turut melestarikan Budaya Nusantara”, ungkap Dewa Budjana kepada wartawan.
Nyanyian Dharma di Pelataran Terbuka Pentas Ramayana Candi Prambanan diawali dengan tampilnya kelompok Sunda Wiwitan dilanjutkan persembahan dari Mr. Botax dan diakhiri dengan Nyanyian Dharma yang mengajak tokoh-tokoh seniman naik ke atas panggung untuk berdo’a bersama-sama.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan sejumlah dana hasil donasi berbagai pihak untuk para korban bencana erupsi Gunung Merapi.