Sumber foto : infoindo.com

RRI-Jogja News, Batu bara dan gas bumi yang dioperasikan secara komersial sebagai energy utama dalam kurun waktu terbatas, 40 hingga 60 tahun bahan energi tersebut akan habis digunakan.

Hal ini mengingat minyak bumi, merupakan bahan fosil yang tak dapat diperbaharui. Dosen Fakultas teknik UGM, Suryo Purwono dalam pidato pengukuhan Guru besar di UGM mengatakan bahan fosil ini diperkirakan akan habis tahun 2020 akibat penggunaan yang berlangsung selama ini.

Suryo mengatakan sejumlah energy alternative antara lain energy nuklir, energi panas bumi, biomassa, mikrohidro, ombak, dan energy angin yang telah banyak dikembangkan belum mampu memenuhi kapasitas produki karena energi yang dihasilkan hanya memberikan kontribusi sekitar 5 persen dari kebutuhan total energi.

Menurut Suryo pengambilan energy fosil masih memungkinkan dilakukan melalui penggunaan bahan kimia surfaktan. Hasil dari proses pendesakan minyak dalam skala laboratorium menunjukkan hal yang sangat positif.
Setelah injeksi air garam, sisa minyak yang tertinggal di dalam reservoir buatan masih dapat dipungut. Ini mengindikasi surfaktan efektif untuk memunculkan kembali sisa minyak mentah yang masih tersisa disumur tua yang tersebar dalam jumlah banyak diseluruh Indonesia.

Suryo mengatakan perlu kajian mendalam penggunaan srfaktan untuk pengambilan minyak tersisa direservoir mengingat kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, padahal produksi energi dalam negeri makin merosot.