RRI-Jogja News/L-09, Indonesia sebagai bangsa yang bhineka mempunyai banyak keberagaman bahasa, etnik dan musik yang memperkaya khasanah kebudayaan. Sebagai suatu negara kesatuan, masing-masing budaya juga saling bersentuhan, saling berinteraksi sehingga memunculkan banyak budaya maupun kesenian-kesenian baru.
Tiga musisi muda dengan berbeda budaya bertemu untuk kemudian semuanya memiliki kesamaan yaitu ingin berkarya, mencari sesutau yang baru tanpa meninggalkan identitas budaya mereka masing-masing. Mereka menyadari bahwa masa depan bangsa ini ada ditangan mereka, sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki, mereka menyumbangkan sesuatu untuk bangsa ini.
Tiga musisi muda tersebut yakni, Joel Tampeng berasal dari tanah Gayo, Aceh, Ucok Hutabarat dari Batak dan Deni Dumbo dari Jawa, yang menekuni musik dengan penuh keyakinan siap menyajikan kreasi mereka kehadapan publik Jogja dalam konser bertajuk Tiga Melukis Langit.
Konser secara gratis terbuka untuk umum tersebut berlangsung di Gedung Societet Mataram Taman Budaya Yogyakarta pada Jum’at (7/9) menghadirkan komposisi karya hasil perenungan dan proses mensenyawakan memori masa lalu dan masa kini dibalut dalam aransemen yang indah dan inspiratif.
Joel Tampeng dengan grupnya bernama Angin Timur, Deni Dumbo bersama kelompoknya yang bernama In Progress, serta Ucok Hutabarat dengan grup musiknya bernama Nos yang berarti Kita, secara bergantian menampilkan musik dengan warna baru, meski mereka secara bersamaan menyatu dalam kelompok musik Sirkus Barok pimpinan Sawung Jabo.
Menurut Sawung Jabo saat dikonfirmasi RRI-Jogja berkaitan dengan penampilan tiga anggota Sirkus Barok secara mandiri. “Mereka bertiga tidak sekedar mencipta atau memainkan musik saja, namun mereka juga menggambarkan alam tradisi lewat perenungan yang dalam”. “Mereka sedang melukis langit dengan musik yang mereka ciptakan dengan bergairah,” imbuh Sawung Jabo lebih lanjut.