RRI-Jogja News, Hari Sabtu (2/6) seluruh 130 Buyers dari delapan negara masing-masing dari Jerman, Belanda, India, Korea, Jepang, Thailand, Malaysia dan Singapura, mengunjungi obyek-obyek wisata utama di Yogyakarta semisal Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
Sehari sebelumnya, Jum’at (1/6) ke 13- Buyers tersebut mengikuti Table Top bersama 70 Sellers terdiri dari para Travel Agent dan Hotel dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah di Ball Room Hotel Royal Ambarrukmo juga diikuti Buyers domestik dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Bali dan Batam yang tertarik untuk mempromosikan potensi ragam obyek wisata di DIY.
Saat ditemui RRI-Jogja disela-sela acara Welcoming Dinner dan Pembukaan di Resto Prambanan, Kamis Malam (31/5) Ketua ASITA DIY Ismedi Hymna mengungkapkan, lebih dari 90% Buyers yang diundang adalah mereka yang memang terpilih dan baru pertama kalinya berkunjung ke Yogyakarta, sehingga diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY-Jateng.
Antusiasme sudah ditunjukkan oleh salah satu buyer dari India setelah menyaksikan langsung Taman Wisata Candi Prambanan, yang menurut Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Tazbir, Buyer tersebut langsung yakin pihaknya mampu menjual destinasi wisata Jogja ke negaranya.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan kepala BKPM prop DIY, Dominicus Supradigto, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menyambut baik diselenggarakannya Jogja Travel Mart (JTM) 2012 untuk yang ke tiga kalinya mulai Kamis (31/5) hingga Sabtu (2/6), sebagai wahana penting untuk mengenalkan Jogja ke lebih banyak warga dunia dan menjadikan Jogja sebagai MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) Utama setelah Bali.
Menurut Gubernur DIY, JTM 2012 yang secara resmi dibuka oleh Direktur Promosi Luar negeri kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Ibu Nia Nicahya, merupakan media promosi sehingga begitu epnting untuk mengakselerasi pembangunan industri wisata yang tentunya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat semisal dari retribusi obyek wisata dan mampu mengurangi pengangguran serta kemiskinan warga masyarakat.
Sementara itu Tazbir menambahkan, pasar destinasi wisata masih difokuskan kepada negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand, dengan mengutamakan wisata reliji dan kehidupan di Pedesaan khususnya untuk pelajar-pelajar dari Singapura. "Untuk itu peran serta seluruh warga masyarakat Yogyakarta untuk menjaga keamanan dan kenyamanan suasana sangat diperlukan sehingga semakin banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi Yogyakarta" imbuh Tazbir lebih lanjut.