Jurnalisme Kebencanaan

Sabtu, 17 Maret 2012 22:06 Antok Wesman Dilihat: 16 Kali

RRI-Jogja News, Berdasarkan laporan strategi internasional terhadap Pengurangan Bencana Alam Tahun 2006-2009, yang dilakukan oleh UNESCO, Indonesia berada di urutan ke-tujuh sebagai negara yang mengalami bencana alam.

Dalam periode tersebut terjadi empat bencana alam di Indonesia, masing-masing, Tsunami di Aceh pada Desember 2004 dengan korban yang meninggal sebanyak 165-ribu-708 orang dan nilai kerusakan serta kerugian ditaksir sebesar 44,5 milyar rupiah, kemudian gempa Jogja-Klaten pada Mei 2006 dengan korban meninggal 5-ribu-716 orang dan kerugian sebesar 31-milyar rupiah lebih.

Pada Juli 2006 terjadi tsunami di Pangandaran dengan korban meninggal 645 orang dan hampir dua ribu rumah hancur dan kerugian ditaksir 1,3 trilyun rupiah, sedangkan Banjir di Jakarta pada Februari 2007 yang merendam 145-ribu-lebih rumah menyebabkan kerugian sebesar 5,2 trilyun rupiah.

Indonesia memang rentan terhadap bencana alam karena terletak pada persimpangan empat lempengan tektonik utama yakni, lempeng Asia, lempeng Samudera Hindia, lempeng Australia dan lempeng Samudera Pasifik.

Selain itu posisi Indonesia terletak pada persimpangan tiga sistem pegunungan yaitu pegunungan Alpin, Circum Pacific dan Circum Australia dengan 500 gunung berapi dan 128 diantaranya masih aktif.

Dari segi hunian, 383 dari total 440 kabupaten-kota di Indonesia merupakan kawasan dengan kerentanan cukup tinggi dimana jumlah penduduknya tinggi, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, dan struktur-konstruksi bangunan yang tidak menggunakan standar aman.

Menurut Masduki, Direktur Program dan Produksi LPP RRI, minimnya pengetahuan mengenai kebencanaan disebagian besar masyarakat memerlukan informasi secara terus-menerus dan sistematis berkenaan dengan mitigasi, kesiapan menghadapi bencana alam guna meminimalisir korban manusia.

Hal itu terungkap dalam Pelatihan Jurnalisme Kebencanaan Untuk Wartawan yang berlangsung hari ini di Wisma MM-UGM Samirono Yogyakarta, menghadirkan enam pembicara yang terbagi kedalam tiga sesi.

Sesi pertama membahas Peta Kebencanaan Di Indonesia dan Gunung Merapi pada khususnya, menghadirkan narasumber Kharisma Nugroho, Sekretaris Circle Indonesia, dan Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian -BPPTK Yogyakarta.

Sesi Kedua membahas Peran Penting Media Massa Dalam Peliputan Bencana dan Kritik Terhadap Pemberitaan Bencana menghadirkan Direktur Program dan Produksi Lembaga Penyiaran Publik RRI, Masduki dan Willy Pramudya dari Aliansi Jurnalis Independent.

Sementara untuk sesi ketiga dengan bahasan Kode Etik, Metode Peliputan Bencana dan Berita Bencana Yang Kredibel menghadirkan pembicara Satrio Arismunandar, Kepala Biro Berita Trans TV serta Sukiman Mochtar Pramono, Koordinator Radio Komunitas Lintas Merapi.

You are here:   HomeBeritaHeadline NewsHeadline NewsJurnalisme Kebencanaan

Seksi Berita

Share/Save/Bookmark