Nikah Bareng Di Monumen Ngoto Bantul
- Sunday, Oct 23 2011
- Written by Antok Wesman
- Hits: 683
RRI-Jogja News, “Seorang isteri hendaknya mendengarkan apa yang dikatakan suaminya sehingga mendorong suami menjadi bijaksana dan itu menjadi landasan sebuah rumah tangga menuju keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah” ungkap Kyai Haji Zulkarnaen atau akrab dipanggil Bang Zul pada khutbah usai pelaksanaan Akad Nikah dua pasang pengantin serta empat pasang pengantin lainnya yang seluruhnya mengikuti acara Nikah Bareng pada hari Minggu (23/10) di Monumen Perjuangan TNI AU Ngoto, lokasi jatuhnya pesawat sipil berkode VT CLA yang membawa obat-obatan yang ditembak Belanda, berada di kecamatan Sewon, Bantul Yogyakarta.
Acara Nikah Bareng Perjuangan, Napak Tilas Pahlawan Bangsa mengusung tema “Dengan Semangat Juang Kita Bangun Keluarga Sejahtera Dalam NKRI” digelar untuk menyongsong peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November, oleh Forum Ta’aruf Indonesia –Fortais bekerjasama dengan Pengelola Monumen Perjuangan TNI-AU Ngoto, KUA Sewon, Prodi Tata Rias dan Kecantikan PTBB Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta dan Majelis Mujahadah Al Furqon Bantul.
Pengambilan sumpah untuk dua pasang pengantin secara bergantian masing-masing, Damawi (55 tahun) dari Bobok, Jetis, Bantul dengan Warsilah (34 tahun) dari Gamping, Sleman, dilanjutkan pasangan Panca Kusnianto (22 tahun) dari Purwokerto, Banyumas dengan Pratiwi (17 tahun) dari Sumbang, Banyumas, keduanya dari Jawa Tengah, dipimpin oleh Kepala KUA Sewon, Haji Ahmad Fauzi, disaksikan sanak keluarga serta puluhan wisatawan yang sedang berkunjung di museum tersebut.
Sedangkan empat pasang pengantin yang mengikuti perayaan tersebut telah dinikahkan beberapa hari sebelumnya, tiga pasang, masing-masing Bardi Suprapto (51 tahun) dari Widoro, Sewon, Bantul dengan Istiqomah (46 tahun) dari Giwangan, Yogyakarta, kemudian Teguh Widodo (45 tahun) dari Kotagede Yogyakarta dengan Rara Ratri (39 tahun) dari Glagah, Kulon Progo, serta Suharno Syakur (42 tahun) dari Minggir, Sleman dengan Yuliningsih (44 tahun) dari Kasihan, Bantul. Sedangkan sepasang pengantin yakni Catur Sujarwanto (43 tahun) dari Jampiroso, Temanggung, Jawa Tengah mendapatkan Atun Waniati (42 tahun) dari Gedongkiwo Yogyakarta.
Koordinator kegiatan Ryan Budi Nuryanto kepada RRI-Jogja menjelaskan, “Kegiatan ini digelar sebagai ajang mencari jodoh hingga menikah, dalam upaya melestarikan nilai tradisi dengan semangat yang ditunjukkan oleh para pejuang sekaligus semangat ke-Bhineka-an yang akhir-akhir ini dirasa mulai memudar dikalangan anak bangsa”.
Dalam pada itu, Kepala KUA Sewon Haji Ahmad Fauzi kepada RRI-Jogja mengatakan, “Ini merupakan nikah bareng yang ke-empat yang digelar KUA Sewon dengan jumlah tercatat lebih dari 250 pasangan dan sebagian besar berasal dari luar Yogyakarta”. “Pihaknya tetap memfasilitasi mulai dari pertemuan lewat ta’aruf di KUA sampai dengan menikah bagi mereka yang secara ekonomi tidak mampu” tambahnya.
Sementara Kepala Penerangan Lanud Adisucipto yang berada di lokasi Nikah Bareng, Mayor Khusus Yuto Nugroho menambahkan, “Monumen Ngoto yang merupakan ruang publik ini bisa diakses masyarakat luas, apalagi digunakan untuk kegiatan yang bersifat sosial semacam ini, kami terbuka, dan ini sebagai wujud kemanunggalan TNI AU dengan rakyat sehingga TNI AU tidak hanya di udara saja namun juga ada di hati rakyat”.
Acara nikah bareng tersebut dimeriahkan dengan tampilan enam Barongsai dan satu naga, kolaborasi antara Paguyuban Barongsai “Panbes” Beskalan Yogyakarta asuhan Waluyo dengan Skatek 043 Lanud Adisucipto serta hadroh oleh santri-santri Majelis Mujahadah Al Furqon Bantul.