Museum Wayang Kekayon Tampil Di Karnaval
- Wednesday, Oct 05 2011
- Written by Antok Wesman
- Hits: 602
RRI-Jogja News, Kontingen Karnaval Museum Wayang Kekayon Yogyakarta dalam mengikuti Pawai bertajuk "Museum Goes To Mall" yang berlangsung Rabu Sore (5/10) menampilkan seni Reog Wayang Dhodhog. Kolaborasi kolosal antara penari dan pengrawit yang seluruhnya membawa beragam wayang koleksi Museum, diantaranya wayang kulit Purwa Gaya Metaraman dengan Gunungan Wayang simbol semesta alam.
"Nama Kekayon berasal dari kata Arab al khayyun yang berarti hidup, suatu siratan ungkapan bergeloranya semangat kehidupan menuju cita-cita agung atas dasar keimanan dan keselarasan" ungkap Donny Megananda dari Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurutnya, Wayang yang dibawa berupa tokoh-tokoh Punokawan, ada Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Togog dan mBilung, merupakan hasil kreasi asli bangsa Indonesia yang tidak akan ditemukan pada wayang versi India maupun negara-negara lain. "Hal ini membuktikan bahwa kebudayaan pewayangan adalah warisan adiluhung leluhur bangsa Indonesia, dan untuk itu pula seni pewayangan berikut pagelaran wayang Indonesia menjadi Masterpiece Pusaka Budaya Dunia" tambahnya.
Paduan ritmis dan harmonis dari kendang Dhodhog yang berasal dari daerah Tulungagung, Jawa Timur, disajikan sebagai penghargaan kepada pendiri Museum Wayang Kekayon Yogyakarta, almarhum Prof. KPH Soejono Prawirohadikusumo, guru besar UGM yang mencintai dunia pewayangan hingga akhir hayatnya. Museum Wayang Kekayon memiliki areal seluas satu hektar lebih, berlokasi di Jl. Yogya-Wonosari No. 277 Bantul.
Karnaval bertajuk "Museum Goes To Mall" diikuti 25 museum dari 31 museum yang ada di DIY, bergerak dari kampus UNY Jl. Kolombo menuju Plaza Ambarrukmo di Jl. Solo, menampilkan replika koleksi masing-masing museum, meski untuk Museum Dirgantara Mandala menampilkan wujud asli rudal penghancur kapal induk jenis Ketel yang dipasang pada pembom Tupolev asal Uni Soviet (sekarang Russia) yang digunakan TNI AU dalam operasi Trikora yakni pembebasan Irian Barat (nama pada waktu itu) dari cengkraman Belanda di tahun 1962, dan operasi Dwikora, konfrontasi dengan Malaysia di tahun 1964.