Pameran Fotografi Larde Di IAM Gallery Jogja
- Tuesday, Mar 19 2013
- Written by Antok Wesman
- Hits: 280
RRI-Jogja News/L-09, Larde adalah sebuah kelompok seni yang menggunakan fotografi sebagai media eskpresinya. Sebuah kelompok fotografi yang baru dibentuk dan berbasis di Jogja. Masing-masing seniman didalamnya juga aktif secara independen sebelum kelompok tersebut terbentuk.
Devie Triasari dari IAM galeri Jl. Nagan Lor Kraton Yogyakarta kepada RRI-Jogja menjelaskan, dari latar belakang dan pertemanan, kelompok tersebut menjadi ruang pertukaran ide dan ketertarikan setiap anggotanya dan memperkenalkan diri untuk pertama kalinya di Independent Art-Space & Management lewat ide/konsepnya masing-masing.
Agus Heru Setiawan, yang mengangkat Isu tembakau menjadi topik yang hangat dipertimbangkan serta diperdebatkan masyarakat Indonesia. Berbekal data ilmiah, dampak kesehatan, nilai ekonomis yang dibawa maupun isu kapital yang 'bermain' dalam wacana yang berkaitan dengan tembakau, telah memecahkan masyarakat menjadi dua pihak yang pro dan kontra.
Seri Foto yang dibuat oleh Agus Heru adalah sebagian bagian dari sebuah keluarga, dimana tembakau mempunyai peranan cukup menarik dan intim, dalam membentuk pengalaman, perilaku, aturan, etika maupun politik kuasa dalam sebuah keluarga.
Herik, terinspirasi dari warna-warna cerah dalam kehidupan kesehariannya. Prosesnya ditemukan dari sebuah ketertarikannya atas bagaimana pendar cat dengan warna-warna tertentu mempunyai efek yang artistik untuk di foto. Ketika cat dengan warna tertentu dimasukkan ke dalam air, diberikan efek lampu dan menghasilkan visual yang menarik dalam berbagai bentuk.
Di situlah ia menemukan sebuah cerita atas masing-masing bentuk yang terjadi. Tentunya proses ini dilakukan dengan berulang-ulang dan hingga menemukan bentuk yang menarik baginya untuk ditangkap.
Luluk Purwastya, dengan Tehnik kolase mengambil konsep masa kini yang dapat dibuat dengan mudah, khususnya untuk pencitraan gambar melalui teknologi digital. Dengan tetap memandang dari segi artistik dan visualnya, main tempel dan potong dari sebuah image digital menginspirasinya dalam memproses karya tersebut. Kebebasan main 'tempel & potong' , mempunyai arti dan imajinasi yang menarik untuk sebuah pemaknaan baru atas gambar-gambar objek yang dimainkan.
Sementara itu, M.A Roziq, mengambil sebuah pesan yang tertinggal dari sebuah objek sisa iklan jenis spanduk di sepanjang kota jogjakarta. Ratusan bahkan ribuan sisa iklan jenis spanduk yang berupa tali yang terikat dan menumpuk pada tiang-tiang spanduk, mengingatkan Roziq pada gambaran keterikatan manusia pada peradaban budaya konsumtif saat ini.
Bahwa sisa iklan jenis spanduk telah mengotori ruang-ruang kota tanpa disadari. Roziq mencoba mempresentasikan keartistikkan atas sampah-sampah di sepanjang jalan kota yang sangat mencolok tanpa ada yang terganggu dan peduli.
Windujati, menerjemahkan sebuah dejavu atas orang-orang yang dikenalnya. Bahwa tanpa sadar Windujati pernah bertemu dengan orang-orang itu sebelum masa sekarang. Teori ini pernah dibuat oleh Carl Gustav Jung [1875-1961] yang terkenal dengan metode Psikologi Analisa tentang ketidaksadaran kolektif.
Ketidaksadaran kolektif merupakan penampungan dari pengalaman sebagai species manusia dan jenis pengetahuan sejak lahir. Juga merupakan pikiran manusia yang lebih besar dimana setiap individu adalah suatu bagian, yang dimanifestasikan dalam gambar, simbol, mimpi dan mitos yang sepertinya muncul di semua lapisan budaya.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.