You are now being logged in using your Facebook credentials

Rapat Pleno RRI Yogyakarta Di Auditorium Jl. Affandy-Gejayan

RRI-Jogja News/L-09, “PNS dengan Golongan Dua sebagai Pengatur, Golongan Tiga sebagai Penata dan Golongan Empat sebagai Pembina, semestinya berkaca diri agar kepangkatan itu sepadan, setara dengan predikat yang disandang dengan dedikasi kepada negara melalui tugas-tugas yang diamanatkan yang harus dilaksanakan di RRI” ungkap Kepala RRI Yogyakarta, Sutrisno Santosa, S.Sos dalam Rapat Pleno karyawan RRI Yogyakarta di Auditorium RRI Jl. Affandy-Gejayan Rabu (27/6).

“Dari kata Pengatur, Peñata dan Pembina seyogyanya segenap karyawan RRI harus mengetahui maknanya, kalau Pengatur berarti sudah harus mampu melaksanakan sebelum mengatur orang lain, kalau Penata harus tahu apa yg harus ditata, dan kalau Pembinapun utamakan membina diri sendiri terlebih dahulu” imbuh Sutrisno lebih lanjut.

Sebelum Rapat Pleno berlangsung, dilakukan penyerahan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat kepada 18 karyawan dan Surat Keputusan Purna Tugas teruntuk 17 karyawan, sehingga jumlah PNS di RRI Yogyakarta kini ada 248 orang.

Dalam kesempatan itu Kepala RRI Yogyakarta mengatakan kepada para purna tugas hendaknya bersyukur karena telah melaksanakan tugas pengabdian hingga masa pensiun mengingat karyawan yang masih aktif belum tentu bisa mencapai periode tersebut.

Berkaitan dengan Filosofi Penyiaran RRI Yogyakarta yang disusunnya, Sutrisno menghimbau para penyiar maupun reporter selaku ujung tombak RRI, hendaknya ikut membangun karakter bangsa dengan santun.

Hal itu didasarkan pada keprihatinan bersama atas tingginya kerusakan moral bangsa Indonesia, seperti maraknya kekerasan, mudahnya orang mencaci-maki orang lain, wakil-wakil rakyat saling serang dan senang menghina, termasuk kritikannya tertuju pada siaran wayang kulit oleh dhalang cilik yang memunculkan adegan kekerasan untuk menumpas kejahatan. Menurut Sutrisno, cara-cara kekerasan tidak menjadi solusi namun justru akan menimbulkan dendam kesumat.

Lima Filosofi itu sebagai berikut, menyerukan suara hati nurani, menyerukan musyawarah untuk mencapai mufakat, menyerukan kebebasan dalam kendali kearifan, menyerukan merawat peradaban bangsa serta menyerukan peningkatan derajat kemuliaan ummat manusia.

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda