You are now being logged in using your Facebook credentials

Pameran Foto Relief Ramayana Candi Prambanan Di BBY

RRI-Jogja News/L-09, Cuplikan tarian Beksan Tanding antara Anoman melawan Indrajit yang diperankan oleh Anter Asmorotedjo dan Hernawan Sinung Nugroho mewarnai pembukaan Pameran Foto tentang relief Ramayana di Candi Prambanan yang dibuat pada tahun 1926 dan 2012, di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) Jl. Suroto No.2 Kotabaru.

Sudah empat tahun ini, sejak gempa dahsyat di tahun 2006 yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Selatan, Candi Siwa dan Candi Brahma yang memuat kisah Ramayana tertutup bagi pengunjung, begitu pula Candi Wisnu, alhasil ketiga Candi terbesar di kompleks Candi Lara Jonggrang Prambanan sebagai aset kebangggaan bangsa hanya bisa disaksikan dari luar pagar besi yang mengelilinginya.

Menurut Hermanu, Kepala Bentara Budaya Yogyakarta yang sempat menanyakan kepada pihak security di sana, ada keretakan dibagian badan Candi Siwa yang tentu saja bisa membahayakan pengunjung yang memasukinya, padahal candi tersebut menyimpan patung Lara Jonggrang dan wiracarita Ramayana terpahat pada dinding pagar langkan, yang bagi pemeluk Hindu di India merupakan bagian dari Kitab Suci mereka.

Wisatawan maupun masyarakat yang merindukan relief-relief kisah Ramayana tersebut kini dapat melihatnya melalui foto-foto karya Kassian Chepas, fotografer pribumi di tahun 1920-an, yang telah mengabadikan sejumlah 24 panel relief di Candi Siwa, yang memuat 42 adegan Ramayana sampai dengan adegan Rama Tambak.

Adegan Ramayana selanjutnya diabadikan oleh fotografer Bentara Budaya Yogyakarta yang sempat memotret 21 panel relief di Candi Brahma yang berisi 30 adegan kisah Ramayana, dimulai dengan adegan Rama dan Sugriwa di hadapan laskar kera, kemudian pertempuran Anoman berhadapan dengan Indrajit.

Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tazbir, yang secara spontan didaulat oleh Romo Sindhunata selaku Dewan Kurator BBY, untuk membuka pameran foto tersebut dalam sambutan menjelang pembukaan mengatakan, bahwa yang tersaji di ruang pamer merupakan aset kebanggaan warisan dari masa lalu yang merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.

Malam itu serombongan wisatawan mancanegara nampak serius mengamati foto-foto relief kisah Ramayana dan salah seorang wisatawan yang berasal dari New Zealand, bernama Elle Dunlop kepada RRI-Jogja mengungkapkan rasa senangnya bisa melihat ragam relief meskipun dirinya tidak bisa menyentuh yang aselinya terpahat di dinding candi, namun dengan melalui foto-foto tersebut dia sudah merasa cukup puas.

Seluruh karya foto yang dipamerkan hingga tanggal 4 Juli 2012 di dokumentasikan kedalam buku berjudul “Relief Ramayana Candi Prambanan 1926-2012” setebal 208 halaman suntingan Hermanu dan diterbitkan oleh Bentara Budaya Yogyakarta Tahun 2012, dengan gambar sampul depan berupa relief “Baratha menyerahkan kembali Ayodya kepada Rama”.

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda