RRI-Jogja News, Padneçwara bekerjasama dengan Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs (Millenium Development Goals 2015) mempersembahkan Pergelaran Tari berjudul “Savitri" Karya Retno Maruti di Concert Hall –Taman Budaya Yogyakarta pada hari Rabu (23/11) mulai pukul 20 WIB dan di Teater Besar ISI Surakarta pada hari Jum’at (25/11) mulai pukul 20 WIB.
Sinopsis Tari Savitri sebagai berikut; Savitri adalah putri Raja Aswapati, yang mendapat restu untuk mencari jodoh sesuai dengan pilihannya sendiri yakni Satyawan, pangeran dari Kerajaan Dyumatsena. Satyawan sedang mengikuti ayahnya, Raja Dyumatsena yang menjadi buta setelah kalah perang, lalu menjalani hidup sebagai pertapa di hutan. Raja Aswapati merestui pilihan Savitri, meskipun sedih karena mengetahui bahwa umur Satyawan tidak lebih dari 12 bulan lagi. Mengetahui hal tersebut, Savitri tidak mengurungkan niatnya, karena cintanya kepada Satyawan. Benarlah, 12 bulan setelah pernikahan mereka, sebelum dikaruniai anak, Batara Yama mencabut nyawa Satyawan. Ketika ruh Satyawan dibawa Batara Yama menuju dunia akhir, Savitri terus mengikuti. Setelah memberi tiga permintaan, terkecuali menghidupkan kembali Satyawan, kepada Savitri, Batara Yama menyerah, karena Savitri tetap akan mengikuti kemana pun nyawa Satyawan akan ditempatkan. Bahkan dewa maut, tak mampu melawan kekuatan cinta. Savitri adalah kekuatan cinta.
Pergelaran tari karya Retno Maruti kali ini untuk memperingati 35 tahun Padneçwara, merupakan pementasan ulang atas karya yang sama di tahun 1978. Savitri yang bersumber dari kisah Sawitri, cuplikan dari kisah Mahabarata, telah mendapatkan penghargaan Penulisan Naskah Tari Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta pada 1978.
Berbeda dari pementasan tahun 1978, yang menggunakan 9 penari wanita (bedhayan) gaya Surakarta, kali ini Savitri menampilkan 18 penari terdiri 9 penari wanita dengan gaya Surakarta (Solo) dan 9 penari pria gaya Yogyakarta, dengan kekhasan Padneçwara yaitu dialog menggunakan tembang atau langendriyan (semacam opera).
Hikmah Kisah Savitri bahwasanya Kesetiaan adalah kepatuhan dan keteguhan hati menjaga komitmen. Nilai yang saat ini mulai terkikis, terabaikan, terdistorsi, atau bahkan sudah terpinggirkan sama sekali karena banyak tawaran ‘nilai-nilai’ baru dalam berkehidupan. Bangsa Indonesia saat ini mulai gagap bila menghadapi munculnya ‘nilai-nilai’ baru tersebut, karena begitu kuatnya desakan kepentingan lahiriah yang mengikutinya. Pertimbangan untung-rugi sudah melewati batas-batas kewajaran dan hanya melihat kebutuhan lahiriah semata.
Berangkat dari situasi tersebut maka Savitri ini disajikan ulang, dengan harapan mampu menghadirkan dan menegaskan kembali makna kesetiaan yang memiliki kekuatan luar biasa. Kisah yang dipaparkan melalui Tarian ini menggambarkan nilai dan makna kesetiaan istri kepada suaminya. Sebuah kepatuhan dan keteguhan hati atas komitmen yang terucap dan merasuki diri. Dengan harapan jika para pejabat di negeri ini bekerja dengan kesetiaan sebagaimana yang dilakukan Savitri maka cita-cita bangsa pasti terwujud.
Surakarta dan Yogyakarta merupakan dua sumber arus besar tari klasik Jawa karena keduanya memiliki keunikan gaya masing-masing, baik pada pola gerak, tata gending, maupun tembang-tembangnya. Dua kekuatan gaya ini sangat jarang bertemu dalam satu pertunjukan. Ada yang mempertentangkannya dan ada pula yang merasa kesulitan untuk menemukan titik persinggungannya. Melalui Savitri, Retno Maruti berhasil mempertemukan dua gaya tersebut, yang ternyata justru saling menguatkan. Mewakili dua kultur yang berbeda, Savitri dan Satyawan menyatu dan saling melengkapi, menumbuhkan kekuatan cinta dan kesetiaan pada kehidupan.
Pergelaran Tari Savitri karya Retno Maruti didukung oleh Tim Kreatif terdiri dari Koreografer Rury Nostalgia dan Bambang Pujaswara. Penata Gending Blacius Subono. Pimpinan Panggung S. Trisapto. Direktur Artistik Sentot S. Penari Putri masing-masing, Retno Maruti, Rury Nostalgia, Wati Gularso, Yuni Trisapto, Nungki Kusumastuti, Yully Purwanti, Inda A. Turner, Chrystina Binol, dan Risna Astari. Sedangkan Penari Putra masing-masing, Wahyu Santosa Prabawa, Agus Prasetya, Sarjiwo, Widaru Krefianto Kaswarjono, Hermawan Sinung Nugroho, Anter Asmorotejo, Yestriyono Piliyanto, Joko Sudibyo, dan Sagitama Krisnandaru Kaswarjono.
Untuk informasi pergelaran Tari ‘Savitri’ di Yogyakarta, dalam hal ini Padnecwara bekerjasama dengan Garasi Enterprise, bisa menghubungi Ratri Kartika Sari selaku Marketing Manager di nomor 0815 7969 615, serta Hani untuk tiket dan reservasi di nomor 085 7475 32000 atau di nomor 0274-415844.