Pilih Streaming Siaran Anda

Kasongan Art Festival, Object On The River

15
Nov 2011
  • Sebelumnya
  • 1 of 3
  • Selanjutnya

RRI-Jogja News, Sungai Bedog yang membelah kawasan Sentra Kerajian Keramik Kasongan Bantul, sedang dipersiapkan menjadi obyek wisata baru yaitu menyaksikan sedikitnya 40 karya instalasi kreasi 40 seniman yang dipajang di tepian sungai sepanjang 2,5 kilometer dengan naik rakit bambu selama sekitar 30 menit.

Ada empat lokasi yang digunakan sebagai tempat pendaratan rakit yang setiap rakitnya berisi 4 sampai 5 penumpang dan dipandu oleh seorang pengayuh dari warga setempat, yakni Pos 1 di tepian sungai rumah Pelukis Joko Pekik, kemudian pos 2 di tepian sungai halaman rumah Pelukis Nasirun, Pos 3 di tepian sungai rumah Perajin Timbul didekat Jembatan Masuk Ke Kasongan, dan berakhir di Pos 4 tepian sungai rumah Pematung Logam Noor Ibrahim di Dusun Kali Pucang. Dari Pos terakhir tersebut para penumpang rakit akan diangkut kembali menuju halaman rumah Joko Pekik naik Kereta Kelinci, sedangan rakit bambu-nya akan diangkut dengan mobil pick-up kembali ke Pos 1 untuk digunakan kembali oleh penumpang berikutnya yang telah membeli tiket seharga 10-ribu rupiah.

Pihak panitia Kasongan Art Festival dalam hal ini menyiapkan 20 rakit bambu berikut 20 pengayuh rakit, serta peralatan pelampung dan helm yang harus dikenakan oleh setiap penumpang guna keselamatan selama perjalanan menyusuri sungai Bedog tersebut. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk Melihat Sungai karena sungai itu milik kita semua, sehingga tidak boleh secara liar membuang sampah di sungai” ungkap Ibrahim kepada wartawan saat Konferensi Pers yang berlangsung di rumah Pelukis Joko Pekik di dusun Sembungan Minggu Siang (13/11).

“Konsep yang kami rencanakan sejak setahun yang lalu kini mendapat dukungan dari seluruh Ketua RT dan kelima Kadus masing-masing dari Dusun Sembungan, Tirto, Kali Pucang, Kadungan serta Dusun Sekar Petak, yang secara serentak bersama-sama warga serta didukung pihak Polda, Pol-Air, Lanal, SAR dan BLH pada hari Minggu (20/11) melakukan kerja-bakti massal membersihkan sungai Bedog terutama di sepanjang lokasi yang akan digunakan untuk Festival” imbuhnya.

Sementara itu Perajin Timbul mengatakan, “Festival Kasongan ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan kedepannya guna menyadarkan segenap masyarakat untuk peduli dengan kondisi sungai yang bersih sehingga bisa dimanfaatkan menjadi tempat rekreasi jangka panjang. Untuk itu kami siap menggelar produk khas Kasongan dan menggandeng para seniman serta banyak pihak untuk ikut terlibat mengisi ruang di tepian sungai sehingga menjadi tontonan menarik bagi penumpang rakit bambu”.

Sejarahnya, Kasongan itu berasal dari nama Kyai Song, pengikut Pangeran Diponegoro keturunan Cina yang pandai membuat gerabah dari tanah liat dan mengajarkannya kepada penduduk setempat cara membuat berbagai perlengkapan alat-alat dapur semisal kuali, pengaron, anglo, wajan secara turun-temurun hingga kini, kemudian muncul Ki Jembuk yang menghadirkan wujud-wujud baru berupa aneka binatang seperti singa, kuda, ular naga, garuda, dan patung Loro Blonyo yang banyak di ekspor ke mancanegara, dan kreasi itu terus berkembang seiring dengan hadirnya orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mau membagi ilmunya kepada penduduk Kasongan.

Ada Sapto Hudoyo, yang mengajarkan ornamen tempelnya, kemudian Widayat, Narno, Zainun, Ibu Suliantoro Sulaiman, yang mengkreasi wadah rangkaian bunga dan membawa para perajin lokal untuk melakukan demonstrasi di Jakarta, Bandung dan berbagai kota besar lainnya di Indonesia, sehingga menarik perhatian Joop Ave yang pada waktu itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang kemudian mengangkat potensi Kasongan ke dunia internasional. Keterlibatan banyak pihak yang tiada henti melakukan inovasi di Kasongan menjadikan kawasan tersebut terkenal dimana-mana, sehingga ada pameo yang berbunyi, “Belum ke Jogja kalau belum ke Kasongan”.

Festival Kasongan yang mengusung tema “Kasongan Art Festival, Object On The River” digelar selama sebulan, mulai 18 Desember 2011 hingga 18 Januari 2012, acara pembukaannya ditandai dengan Orasi Budaya oleh Garin Nugroho yang mengangkat tentang “Cinta Sungai” dan dimeriahkan dengan pentas berbagai kesenian tradisional seperti, Jathilan, Langen Mondrowanoro, Wayang Wong, Campursari, Ndangdut, Mocopatan. Di pos 2 yang berada di Garden’s Nasirun setiap Sabtu dan Minggu-nya selama festival berlangsung, digelar workshop belajar membuat keramik, belajar melukis dan belajar menganyam, teruntuk anak-anak, dibawah bimbingan anggota Sanggar Bambu Yogyakarta.

You are here Regional Budaya Kasongan Art Festival, Object On The River