RRI-Jogja News, Kyoto sebagai Sister City dari Kota Yogyakarta hingga kini tetap terjaga kelestarian lanskap warisan leluhurnya, sementara kekayaan lanskap Yogyakarta kian lama kian terkikis seiring dengan kemajuan menuju Kota modern.
Kawasan Yogyakarta memiliki kawasan lanskap atau keunikan bentangan alam yang dipengaruhi perjalanan sejarah, budaya, ekologi dan geomorfologi. Melalui perjalanan sejarahnya Daerah Istimewa Yogyakarta banyak mengukir dan mewariskan budaya luhur bagi generasi penerusnya, baik berupa adat istiadat, mitos bahkan warisan bangunan bersejarah gaya Mataram, Kasultanan Ngayogyakarta, percampuran gaya Tionghoa dan era kolonial di abad pertengahan.
Namun fakta menunjukkan bahwa ke-elokan lanskap tersebut tidak diikuti dengan perencanaan, pengelolaan dan pembangunan lanskap secara konseptual, terlebih di Kota Yogyakarta. Hal itu terlihat pada pemeliharaan penghijauan yang tak terkontrol, penanaman jenis pohon yang tidak sesuai dengan fungsi identitas budaya hingga tidak terpenuhinya fungsi ekologi pada penataan lanskap perkotaan sehingga menyebabkan menurunnya degradasi ekosistem kota.
Berangkat dari kecemasan tersebut Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia –IALI Propinsi DIY merasa terpanggil, dan melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Perdananya Minggu (1/4), pengurus IALI DIY periode 2011-2014 menetapkan visi dan misi yang berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk menjadikan nya sebagai organisasi profesi pelestari lanskap Yogyakarta berbasis warisan alam dan budaya, maka IALI DIY menetapkan empat misi yaitu, memberikan sumbangan pemikiran dalam perencanaan dan pengelolaan lanskap Yogyakarta, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam melestarikan lanskap Yogyakarta, kemudian melakukan pendampingan terhadap masyarakat dalam mewujudkan kepedulian lingkungan dan lanskap serta melaksanakan studi warisan alam dan budaya.
Ketua Umum Pengda IALI DIY, Ibu Angling Kusumo kepada wartawan di Kolonial Resto Jl. Timoho Yogyakarta Senin Sore (2/4) mengatakan, “IALI mempunyai tanggungjawab untuk menata DIY karena banyak lanskap warisan masa lalu yang dirubah dan perubahan baru tersebut kurang sesuai dengan visi dan misi IALI”.
Dalam masa kerja dua tahun pertamanya melalui tema “Meneguhkan Kembali Lanskap Yogyakarta Sebagai Kawasan Warisan Alam dan Budaya” IALI DIY berkolaborasi dengan pihak terkait melakukan identifikasi dan pendokumentasian masalah lanskap Yogyakarta termasuk solusinya, serta audiemsi dengan Pemerintah Daerah.
Langkah selanjutnya melaksanakan workshop pelestarian lanskap, sosialisiasi kepedulian lingkungan dan lanskap melalui media massa serta audiensi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi DIY dalam rangka menumbuhkan kepedulian lingkungan dan lanskap serta membangun kerjasama penelitian di bidang warisan alam dan budaya Yogyakarta dengan berbagai instansi.