RRI-Jogja News, Guna mendukung dan mendorong pelestarian gedung-gedung heritage di Indonesia, Bank Indonesia telah melakukan serangkaian renovasi dan pelestarian gedung warisan kolonial eks de Javasche Bank. Pemimpin Bank Indonesia Yogyakarta,
Dewi Setyowati kepada wartawan Jum'at (17/2) menjelaskan, “Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya arsitektur pusaka dalam bentuk bangunan Indish yang tersebar dipenjuru tanah air, termasuk bangunan eks De Javasche Bank yang sekarang digunakan oleh Bank Indonesia yang juga tersebar di kota-kota pusaka di Indonesia termasuk di Yogyakarta”.
“Sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada bangsa dan negara, Bank Indonesia bermaksud melestarikan dan memanfaatkan gedung tersebut untuk kepentingan publik secara luas. Dalam hal ini, Bank Indonesia bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada Yogyakarta telah melakukan kajian untuk pelestarian dan pemanfaatan gedung ini. Dari hasil kajian tersebut, maka Bank Indonesia rencananya akan menjadikan gedung eks De Javasche Bank tersebut untuk digunakan oleh masyarakat, antara lain untuk kegiatan seni, budaya, perpustakaan, informasi dan museum,” imbuh Ibu Dewi.
Di lantai basement gedung dimanfaatkan untuk museum dan auditorium. Lantai 1 untuk kegiatan pameran, konser, pertunjukan kesenian ataupun kegiatan budaya lainnya. Sedangkan di lantai 2 digunakan untuk perpustakaan (cyber library), pusat informasi dan cafe.
Ibu Dewi lebih lanjut menjelaskan, “Gedung ini diharapkan juga bermanfaat bagi para arsitek, komunitas pelestarian dan pemerhati, serta pencinta gedung-gedung tua. Selain itu, diharapkan pula dapat mendukung penambahan destinasi dan menjadi salah satu ikon pariwisata di Yogyakarta, terlebih lokasinya yang berada di titik nol”.
“Sebagaimana diketahui peran Pariwisata di Yogyakarta cukup dominan dalam menunjang ekonomi DIY karena kaitannya dengan sektor yang lain, baik di sektor jasa-jasa, perindustrian, transportasi dan komunikasi, dan lainnya. Semakin maju sektor pariwisata, maka akan menarik sektor-sektor lain untuk bertumbuh” tambahnya.
Dalam pada itu Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta Tazbir kepada RRI-Jogja mengatakan, “Perjamuan makan malam teruntuk wisatawan telah dilakukan di beberapa Bangunan Cagar Budaya semisal di Benteng Vredeburg dan diharapkan di Gedung Heritage Bank Indonesia ini juga diselenggarakan hal serupa”.
Sehubungan dengan telah selesainya konservasi gedung eks-De Javasche Bank Yogyakarta, maka pada hari Jum’at (17/2) mulai pukul 08.30 dilakukan peresmian Gedung heritage tersebut yang dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ardhayadi Mitroatmodjo, Walikota Yogyakarta dan Muspida Provinsi DIY serta kalangan perbankan.
Serangkaian acara yang terkait dengan peresmian gedung tersebut yang sudah dan akan dilakukan, yaitu Seminar tenatng Kebijakan dan Pengembangan Pariwisata DIY bekerjasama dengan ISEI DIY pada tanggal 18 Januari 2012, kemudian Lomba lukis Anak Autis dan sarasehan dengan tema Penanganan dan Pengembangan Anak Autis digelar pada tanggal 28 Januari 2012.
Puncak acara dari serangkaian kegiatan tersebut pada Jum’at (17/2) yakni upacara Peresmian gedung heritage eks De Javasche Bank yang disambung dengan pergelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon Pura Kencana, menampilkan dhalang Ki Seno Nugroho terbuka untuk publik pada malam harinya, dengan bintang tamu Marwoto, Yu Beruk, dan Gareng Rakasiwi. Pagelaran Wayang yang disiarkan secara langsung oleh RRI Yogyakarta, tersebut dilaksanakan di Depan Gedung Bank Indonesia, Jl. Panembahan Senopati 4–6, Yogyakarta.
Selanjutnya, pada hari Jumat sampai dengan Minggu (17 hingga 19/2) mulai pukul 09.00 – 20.00 WIB digelar pameran Lukisan Anak Autis, Lukisan Anak Autis tersebut sebagai wujud kerjasama Sister Province DIY dengan Kyoto Perfecture Jepang, Selain itu juga digelar Pameran Foto Erupsi Merapi 2010, dan Pameran Memorabilia Museum Bank Indonesia.