Cinta Sitti Nurbaya Ala Pelajar Jogja
- Saturday, Nov 10 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 231
RRI-Jogja News/L-09, “Cinta Pertama adalah kenangan, cinta kedua adalah pelajaran dan cinta yang seterusnya adalah satu kebutuhan. Walaupun cinta harus berawal dari senyuman, tumbuh dalam dekapan, dan selalu berakhir dengan air mata” syair dari judul “Kembalilah Pada Cinta Yang Mencinta”; karya Antonius Didik Kristanto Hadi, Guru Sastra dan Seni Teater SMA Kolese De Britto Yogyakarta yang pada Rabu malam (7/11) bertindak selaku sutradara dalam pementasan Teater Sitti Nurbaya di Gedung Societet Mataram Taman Budaya Yogyakarta.
Kisah Roman karya Marah Rusli tersebut oleh siswa SMA Kolese De Britto dan Stela Duce diinterpretasikan secara apik dan pas ala anak muda, yang menurut sang sutradara Didik, setiap pemain dalam hal ini siswa dipersilakan memainkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Sitti Nurbaya sesuai dengan jiwa setiap pemain, sehingga hasilnya luar biasa, dialog yang muncul nampak segar, sesekali meluncur olok-olok lucu yang spontan mengundang gelak ketawa penonton.
Alur cerita yang dimainkan pun disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak-anak zaman sekarang terutama dalam hal mengungkapkan cinta, meski istilah cinta sudah ada sejak dahulu kala namun sampai saat ini tetap relavan untuk diangkat kepermukaan.
Sinopsisnya, di Padang ada seorang orang kaya bernama Datuk maringgih. Ia selalu berbuat kejahatan dan tidak diketahui orang lain. Didasari perasaan iri pada suatu waktu datuk maringgih berhasil menjebak Baginda Sulaiman dalam jeratan hutang.
Oleh sebab itu, Datuk maringgih memutuskan untuk melenyapkan kekayaan milik Baginda Sulaiman. Dengan perantara kaki tangannya itu dibakarlah tiga buah toko milik Baginda Sulaiman.
Karena Baginda Sulaiman tak dapat membayar hutangnya maka Datuk Maringgih bermaksud hendak menyita barang-barang milik Baginda Sulaiman, kecuali jika Sitti Nurbaya diserahkan kepadanya sebagai istrinya.
Mula-mula Sitti Nurbaya tidak sudi tetapi ketika melihat ayahnya digiring hendak dimasukkan penjara, maka secara terpaksalah dia mau menjadi istri Datuk Maringgih walaupun sebenarnya hatinya sangat benci padanya.
Kejadian yang menimpa diri ayah dan dirinya itu segera diberitahukan oleh Sitti Nurbaya kepada Samsul Bahri, kekasihnya yang sedang menuntut ilmu di Jakarta. Perpisahan antara Sitti Nurbaya dengan Samsul Bahri tersebut menjadi awal tragedi cinta diantara dua insan yang sedang kasmaran.
Antonius Didik kepada RRI-Jogja mengatakan “Berkarya merupakan wujud cinta kami kepada sesama, kami tahu karena Tuhan telah mencintai kami, pengalaman Cinta itu yang kami kemukakan kepada para siswa untuk diwujudkan bersama kedalam suatu pementasan drama dengan mengangkat cerita roman Sitti Nurbaya”.
“Hal yang paling sulit ketika latihan adalah dalam mengolah kepribadian setiap siswa, karena banyak permasalahan bawaan masing-masing siswa entah dari rumah, keluarga maupun permasalahan pribadi, sehingga mempengaruhi karakter penampilan”, ungkapnya lebih lanjut.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.