You are now being logged in using your Facebook credentials

Musisi Muda Berbakat Dari Jogja, Frau Luncurkan Album "Happy Coda"

RRI-Jogja News/L-09, Album Kedua Frau “Happy Coda” berisi delapan nomor yakni, “Something More”, “Water”, “Empat Satu”, “Tarian Sari”, “Mr. Wolf”, “Arah”, “Suspens”, dan “Whispers”, yang diluncurkan akhir Agustus 2013 menjadi momen penting dalam perkembangan musik Frau.

Setelah melewati proses panjang selama dua tahun lebih, musisi, pianis, serta pencipta lagu berbakat, Frau meluncurkan album terbaru lewat konser tunggal bertajuk “Happy Coda” di Auditorum Lembaga Indonesia Perancis (IFI-LIP) Yogyakarta pada 28-29 Agustus 2013.

Konser dari sosok alter ego bernama Leliani Hermiasih itu telah menyita rasa penasaran banyak penggemar. Bahkan 250 tiket yang dijual pada 19 Agustus di IFI-LIP, Sagan ludes dalam waktu 1 (satu) jam.

Perhatian lebih juga muncul dari pengamat musik dan insan pers yang tidak sabar menunggu lanjutan dari debut fenomenal Starlit Carousel. Bagi pemerhati lirik naratif, permainan piano yang memukau serta kekuatan vocal Lani (sapaan akrab Frau) menjadi karakter khas yang tidak biasa.

Keunikan lain dalam album kedua ini juga terlihat dari format album yang dikemas oleh Frau. Tidak seperti Album pada umumnya, di Happy Coda format buku Partitur (Sheet Music) tampil sebagai wujud fisik karya Frau bersama format modern berupa Digital Mp3.

Wok The Rock (Woto Wibowo) dari Yes No Wave Music menjelaskan Sheet Music adalah Format Abum yang dibuat  oleh musisi di era sebelum ditemukannya teknologi rekam suara, sehingga melalui buku Partitur Frau ingin memberikan kesempatan bagi khalayak umum untuk bisa memainkan lagu-lagunya.

“Dua Format ini mengemban misi berbagi. Selain karena mudah disebarkan, Format Mp3 dirilis sebagai acuan dalam membaca atau memainkan partitur,” ujar Wok The Rock.

Dalam album terbarunya, Frau bercerita bahwa Happy Coda banyak bertutur soal kisah sederhana yang ada di sekitarnya. Gambaran kehidupan di ruang domestik, disusun oleh Frau dengan cara yang khas.

“Saya menulis apa yang saya rasa dan lihat. Memang perlu waktu agak lama karena terpotong banyak kesibukan lain,” ungkap Frau kepada wartawan.

Bagi Lani, peluncuran Happy Coda merupakan tanggungjawab untuk dirinya sendiri untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai beberapa tahun terakhir. Menurutnya membuat album adalah usaha untuk menjawab dorongan kuat dari sebagian dirinya yang ingin diperhatikan.

“Happy coda adalah perwujudan semua hal itu. Tetap memproduksi music memberikan keseimbangan bagi pribadi saya,” tambah Frau.

Konser yang digelar selama dua hari (tiga pementasan) dibuka oleh Trio Ukulele Jogja Answer Sheet. Selain itu, Papermoon Puppet Theatre juga turut menuangkan gagasan kreatifnya dalam tata artistic panggung. 

Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Ada banyak peristiwa datang dan pergi, nada-nada baru bergulir dengan arus yang deras, nama-nama asing mencoba maju ke depan dan dari sekian potongan cerita itu ada satu yang selalu dirindukan.

Frau (nama panggung Leilani Hermiasih) memutuskan untuk menghentikan kehidupan musikalnya di bawah sorotan orang banyak. Ia, yang dikenal fenomenal dengan mini album Starlit Carousel-nya, mengambil cuti dari hingar-bingar tawaran main dan aktivitas musik.

Hidup di bagian itu dihentikan dan ia berlari ke arah yang lain. “Di akhir 2011 sampai pertengahan 2012 lalu, aku membutuhkan waktu untuk memfokuskan perhatian pada studi. Selain itu, sejujurnya aku sempat cukup ngambek pada ‘panggung’.

Di satu sisi, aku sangat menikmati perasaan yang muncul mementaskan lagu-lagu Frau di atas panggung. Namun di sisi lain, ‘pengalaman pentas’ tidak berhenti di situ. Turun dari panggung, atmosfernya berubah menjadi tidak terlalu menyenangkan,” ungkapnya.

Felix Dass dalam tulisannya menjelaskan bahwa ada banyak pencarian yang berlangsung. “Keadaan ini, membuat Frau memutuskan untuk berhenti sejenak dan mengundurkan diri dari hingar-bingar dunia panggung. Tapi, bagaimanapun juga, musik tidak pernah bisa dimatikan".

"Dalam spektrum yang mungkin lebih privat, ia tetap berlagu dan menemani berlalunya waktu. Hingga rangkuman dua tahun itu berlalu”. “Aku menyadari kalau musik adalah faktor penyeimbang hidupku. Dengan kata lain, demi kewarasan pribadiku,” imbuh Frau.

Menurut Felix, Frau sebenarnya tidak tinggal diam. Di tengah-tengah keabsenan hingar-bingar panggung itu, ia tetap menulis lagu dan mengolahnya menjadi sebuah keluaran yang memang layak didengar oleh orang banyak. Juga, dengan kata lain, ia tetap mempersiapkan sebuah proses kembali ke ruang publik dalam kemasan Frau.

“(Saat ini) aku baru saja menyelesaikan proses rekaman untuk album baru. Album terbaru Frau berjudul “Happy Coda” bercerita tentang kompleksitas kesenangan.

“Materi-materi ini pada dasarnya bercerita tentang kebahagiaan-kebahagiaan sederhana yang dapat ditemui oleh semua orang dengan caranya masing-masing, yang belum tentu bisa semudah itu dipahami orang lain,”jelas Frau.

“Aku berencana untuk tidak terlalu banyak pentas lagi, namun tetap menulis lagu dan merilis album,” tuturnya.

 

Dengarkan Podcast Berita :

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda