RRI-Jogja News, Narkoba merupakan kejahatan transnational crime yang senantiasa melibatkan jaringan sindikat lintas negara, yang meliputi negara produsen Narkoba, negara transit, maupun negara tujuan pemasaran Narkoba. Jaringan sindikat Narkoba ini dikendalikan secara rahasia, melibatkan multi kewarganegaraan, dengan menggunakan berbagai modus operandi. Oleh karena itu dalam penanganannya diperlukan kerjasama internasional yang sinergis, efektif, efisien, dan bertanggung jawab.
Kepala Badan Narkotika Nasional, Gories Mere, melalui rilis yang diterima RRI-Jogja Rabu (13/6) mengatakan, Ancaman Narkoba dunia saat ini menunjukkan peningkatan serius, dengan semakin berkembangnya simbiose mutualis antara satu kejahatan lintas negara dengan kejahatan lintas negara lainnya, seperti People Smuggling dengan Narkoba, Arms Smuggling dengan Narkoba, dan Terorisme dengan Narkoba atau yang lebih dikenal dengan Narco Terorism.
Jika dahulu jaringan sindikat memproduksi dan menjual Narkoba dalam rangka bisnis illegal demi kepentingan ekonomi semata, kini paradigma itu mulai berubah. Saat ini banyak sindikat yang memperdagangkan Narkoba dengan maksud untuk membiayai kegiatan kejahatan lainnya, termasuk terorisme.
Pada pertemuan IDEC XXVII di Rio de Janeiro, Brasil tahun 2010, secara aklamasi Kepala BNN Gories Mere telah terpilih sebagai Presiden IDEC XXIX, yang menjabat untuk periode 2011–2012 dan pada tahun 2012 Indonesia bersama Amerika Serikat (co-host) menjadi tuan rumah konferensi tingkat dunia dalam bidang penanggulangan kejahatan Narkoba atau dikenal dengan istilah International Drugs Enforcement Conference (IDEC), di Nusa Dua, Bali, tanggal 12 hingga 14 Juni 2012.
Pelaksanaan IDEC XXIX mengusung tema “Enhancing The Spirit of International Partnership to Achieve the Greatest Success on Fighting Drug Crime” (Meningkatkan Semangat Kerjasama Internasional untuk Mencapai Kesuksesan dalam Memberantas Kejahatan Narkoba). Konferensi IDEC XXIX dibuka oleh Wakil Presiden RI Dr. Boediono dan dihadiri Kapolri, Menkum & HAM, Presiden IDEC, Kepala US-DEA, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia serta Gubernur Provinsi Bali.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 55 negara anggota IDEC (Members) dan 24 negara anggota pengawas (Observers). Pada forum itu para peserta IDEC membahas mengenai target operasi dari masing-masing kelompok kerja regional dan agenda penting berupa peralihan jabatan Presiden IDEC dari Indonesia kepada Rusia, yang dilaksanakan di akhir kegiatan.