Sultan HB X Membuka PBTY Ke-7

Jumat, 03 Februari 2012 16:52 Antok Wesman Dilihat: 26 Kali

RRI-Jogja News, Tahun Baru Cina Imlek bersamaan dengan Tahun Naga Air 2563 tidak terlepaskan dengan ajaran Konfusianisme dari Konfusius (Konghucu), filsuf dari Cina yang hidup sekitar tahun 550 SM (Sebelum Masehi) di Desa Lu, Propinsi Shantung, masuk di wilayah Kerajaan Chow, Tiongkok.

Menurut Pendeta Em. Josef Purnama Widyatmadja dari Universitas Kristen Duta Wacana –UKDW Yogyakarta, “Riwayat hidup Konfusius bisa diterima secara intelektual dan tidak harus menuntut orang untuk hidup dalam dunia mistis”. “Konfusius mempunyai banyak guru, diantaranya Lau Tzu, ahli filsafat, kemudian Chang Hung dan Su Hsiang, selaku guru-guru musiknya serta Tang Tsu, guru politiknya, dan seorang anak berumur tujuh tahun bernama Xiang Luo, yang bisa menjawab secara tepat semua pertanyaan yang diajukan oleh Konfusisus”, tambah Dosen UKDW tersebut.

Dijelaskan, “Ajaran terpenting Konfusius yakni, cinta-kasih terutama kepada orangtua, berperilaku baik terhadap sesama, bersikap adil dan melindungi rakyat jelata. Meskipun ajaran Konfusius bukan ajaran agama namun Pemerintah Cina menjadikannya sebagai alat diplomasi budaya untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara lain”.

“Ajaran damai dari Konfusius menyebabkan adanya kerukunan dengan agama-agama apapun  di Cina termasuk dengan agama Buddha, Tao, Islam dan Kristen bahkan Konfusianisme menjadi perekat segenap bangsa Tionghoa yang beragama apapun dimuka bumi ini,” imbuh Pendeta Purnama kepada RRI-Jogja.

Di Indonesia hampir semua keturunan Tionghoa meneruskan ajaran Khonghucu dengan aneka ragam kesenian dan kebudayaan tradisional maupun yang telah mengalami perpaduan (akulturasi) dengan kesenian dan budaya lokal dimana mereka bermukim.

Di Yogyakarta, 14 paguyuban masyarakat Tionghoa yang ada, sedang menggelar Pekan Budaya Tionghoa selama lima hari mulai Kamis (2/2) hingga Senin (6/2), dipusatkan di Kampung Pecinan Ketandan, yang berlokasi disisi Timur Malioboro.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X saat meresmikan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta –PBTY Ke-7 di Kampung Ketandan, Kamis Malam (2/2) mengungkapkan, “Komunitas Tionghoa di Yogyakarta sejak lama telah berakulturasi dibidang seni-budaya”. Namun Sultan menantang lebih dari itu, yakni akulturasi pula dibidang sosial-ekonomi dengan tujuan untuk menghilangkan jurang pemisah dengan warga lokal.

PBTY kali ini menyuguhkan atraksi spesial berupa Festival Dragon berlangsung di sepanjang jalan Malioboro pada Senin Sore (6/2), diikuti 12 grup dari beberapa kota di Jawa dan dimeriahkan dengan tampilan Lampion Dragon Terpanjang di Asia, tercatat pada MURI (Museum Rekor Indonesia) 2010, yang mencapai lebih dari 130 meter, dimainkan oleh 200 anggota Batalyon Infanteri 403 Wirasada Pratista, Kentungan Yogyakarta.

Terakhir Diperbaharui pada Sabtu, 04 Februari 2012 08:12
You are here:   HomeBeritaHeadline NewsHeadline NewsSultan HB X Membuka PBTY Ke-7

Seksi Berita

Share/Save/Bookmark