You are now being logged in using your Facebook credentials

"Rembug Kampung" Warga Janti, Tambak Bayan dan Seturan

RRI-Jogja News/L-09, Pemberitaan mengenai Yogyakarta yang diwarnai dengan aksi-aksi kekerasan akhir-akhir ini ditengarai dilakukan oleh pendatang. Kenyataan tersebut menambah daftar panjang potensi kekerasan yang mengancam kehidupan toleransi dan kebhinekaan Yogyakarta.

Untuk menjaga Kota Jogja sebagai jantung miniatur Indonesia, Komunitas Tanpa Kekerasan Indonesia –Taranesia, bekerjasama dengan perangkat di Padukuhan Janti, Kelurahan Catur Tunggal menyelenggarakan “Rebug Kampung untuk Jogja Damai dalam Kebinekaan, Rukun Dalam Keistemewaan” di Balai Warga Dusun Janti, Kalurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Sleman.

Ketua Taranensia, H. Siswasudarmo melalui RRI-Jogja mengungkapkan perihal “Rembug Kampung” tersebut yang bertujuan mencari solusi damai dan meminimalisir kekerasan antar warga.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dusun Janti, Sutardi berujar, “Kami sebagai abdi masyarakat, sudah memberikan pengertian kepada para pendatang agar menyatu dengan masyarakat lokal dan saling menghargai satu dengan yang lain. Tetapi kadang niat baik itu malah ditangkap keliru. Dianggap telah campur tangan urusan orang lain”. “Di Dusun Janti banyak terdapat kost-kost mahasiswa yang tidak mempunyai Induk Semang, Ini yang berbahaya, karena tidak terkontrol”, imbuhnya.

Pihaknya senantiasa mengingatkan dan mengajak pemilik kost untuk memberikan perhatian dan peduli dengan anak-anak kostnya. Karena itu menjadi tanggungjawabnya. Yang menjadi persoalan terkadang para pemilik kost jika diajak musyawarah tidak pernah datang.

Pak Kardi, tokoh masyarakat lain dari Janti menggaris-bawahi “Sebagai Orang Yogya, kita memiliki tradisi yang kuat dalam  menghargai orang lain. Tradisi sapa aruh inilah yang perlu dikembangkan untuk membangun hubungan yang erat dengan orang lain”.

Wilayah Catur Tunggal, Sleman dengan pertumbuhan yang pesat diantaranya hadirnya berbagai Perguruan Tinggi, Bisnis hiburan, dan kawasan hunian berbagai etnis, berpotensi untuk maju namun juga rentan konflik.

Kegiatan “Rembug Kampung” dari tiga dusun tersebut merupakan pemicu untuk membangun kesepahaman dan dialog antar warga guna mencari solusi yang terbaik membangun tata kehidupan yang bhineka, toleran dan saling menghargai.

Dengan itu semakin menegaskan Jogja sebagai kota yang ramah terhadap perbedaan dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan.

 

Dengarkan Podcast Berita :

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Watch Now.!!

Listen Now.!!

Switch mode views:
  • Font size:
  • Decrease
  • Reset
  • Increase