You are now being logged in using your Facebook credentials

Enam Penyair Perempuan Tampil Dalam Sastra Bulan Purnama Di Tembi Rumah Budaya Bantul Yogyakarta

RRI-Jogja News/L-09, Enam penyair perempuan, yang tinggal di kota berbeda, menerbitkan antologi puisi bersama yang diberi judul “Pulang”.  Buku setebal 140 halaman tersebut memuat lebih 120 puisi, dan masing-masing penyair mengirim sedikitnya 20 puisi. Antologi puisi diterbitkan oleh penerbit Cakrawala Yogyakarta.

Salah satu penyair, Diah Rofika sekarang menetap di Berlin, Jerman, dua lainnya Aida Milasari dan Riries Herdiana, tinggal di Jakarta. Selsa dari Temanggung, sedang  Sri Sulandari dan Umi Kulsum tinggal di Yogyakarta.

Antologi puisi “Pulang” dilaunching dalam acara Sastra Bulan Purnama edisi 30, Jum’at, 14 Februari 2014, Pkl. 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, dalam tajuk “Penyair Perempuan Tiga Kota Membaca Puisi”.

Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menjelaskan, satu penyair, Diah Rofika tidak bisa hadir dalam launching itu karena masih tinggal di Berlin, tetapi penyair lainnya, Aida Milasari, Riries Herdiana (Jakarta), Sri Sulandari, Umi Kulsum (Yogyakarta) dan Selsa (Temanggung) menghadiri peluncuran antologi puisi tersebut.

Selain pembacaan puisi dari para penyair perempuan, ada dramatisasi puisi yang digarap oleh komunitas Sanggar Lincak, yang beranggotakan mahasisawa dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, sekaligus mengolah puisi menjadi lagu.

Selain ditulis dalam bahasa Indonesia, puisi yang terkumpul dalam antologi “Pulang” ada beberepa judul diterjamahkan dalam bahasa Jerman seperti puisi karya Diah Rofika, dan beberapa puisi karya Aida Milasari ditulis dalam bahasa Inggris.

“Saya kira, enam penyair perempuan ini, yang sudah sering menulis puisi dan menerbitkan dalam bentuk antologi puisi bisa disebut telah menggenapi dunia kepenyairan yang selama ini terkesan maskulin” kata Ons Untoro.

Selain aktif menulis puisi, dua penyair diantaranya dikenal sebagai aktivis LSM seperti Aida Milasari dan Sri Sulandari, Bahkan, ketika masih mahasiswa tahun 1980-an, Aida, merupakan salah satu aktivis mahasiswa dari sejumlah aktivis perempuan lainnya.

Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan Tembi Rumah Budaya telah memasuki edisi ke 30, dan selama ini telah menampilkan banyak penyair dari beragam daerah dan profesi, seperti dosen sekaligus penyair, wartawan merangkap penyair dan penyair yang sejak masa Persada Studi Klub asuhan Umbu Landu Paranggi, yang sampai sekarang masih produktif menulis puisi, ikut tampil membaca puisi dalam acara itu.

“Konsep dari Sastra Bulan Purnama ini adalah pertunjukkan sastra, jadi para penampil diminta  kreatif untuk mengolah karya sastra menjadi pertunjukkan. Selain dibacakan bisa diolah dalam bentuk teater, musik dan seterusnya” imbuh Ons Untoro.

 

Dengarkan Podcast Berita :

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda