You are now being logged in using your Facebook credentials

Jemparingan Tradisional Di Royal Ambarrukmo Yogyakarta

RRI-Jogja News/L-09, Untuk mempererat hubungan baik antara Royal Ambarrukmo Yogyakarta dengan rekanan media, sejumlah wartawan media lokal pada hari Jum’at Sore (08/03/13) diundang mengikuti pelatihan memanah “Jemparingan” di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Pelatihan tersebut mengisi kegiatan rutin Jemparingan setiap Jum’at Sore yang digelar pihak RAY bekerjasama dengan Paguyuban Jemparingan Mataram Mardirasa.

Jemparingan atau Panahan berasal dari suku kata “Jemparing” (bahasa Jawa) yang artinya Panah. Berawal dari sejarahnya bahwasanya Panahan atau Jemparingan tersebut berkaitan erat dengan olah batin, sehingga latihan jemparingan sesungguhnya merupakan olah batin untuk memantapkan hati mengarah pada yang dituju, yaitu Gusti Allah.

Peserta Jemparingan diharuskan mengenakan busana Jawa tradisional, Baju Peranakan, Surjan dan Kain Batik lengkap dengan Blankon untuk pria dan busana Kebaya serta Kain Batik untuk wanita.

Pemanah duduk bersila diatas selembar tikar, punggung tegak, tidak menghadap kearah sasaran yang jaraknya 40 meter Sasaran atau Bandul berbentuk silinder sepanjang 50 centimeter dengan garis tengah 10 centimeter, dibungkus kain putih dengan ujung atas berwarna merah.

Bandul tersebut digantung dan menempel pada sebuah bidang papan untuk tempat menancapnya anak panah yang melesat lurus jika tidak mengenai sasaran.

Kegiatan Jemparingan di Pendopo Agung tersebut adalah salah satu dari ragam seni-budaya tradisional Jawa yang dilestarikan oleh pihak RAY.

Sehubungan dengan tata cara berolahraga Jemparingan ada aturan yang perlu diketahui bagi pemanah, sebagaimana dituturkan salah seorang peserta bernama Binantu Raharjo dari paguyuban Mardirasa Yogyakarta.

Kegiatan lain berupa Patehan, seni tradisi menyajikan minuman teh teruntuk Raja-Raja Mataram dilingkup Kraton Yogyakarta, yang disuguhkan untuk para jurnalis sebelum acara Jemparingan dimulai.

Patehan diawali dengan hadirnya serombongan Abdi Dalem mengenakan busana tradisional Peranakan membawa nampan berisi seperangkat alat minum dan teko berisi minuman teh atau kopi yang kemudian oleh pimpinan rombongan ditawarkan kepada para tamu yang berada di Pendopo. Sajian minuman Royal Hi-Tea tersebut dilengkapi dengan kue-kue kudapan ringan peneman minum teh ataupun kopi di sore hari.

 

Dengarkan Podcast Berita :

Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.

Share selected track on FacebookShare selected track on TwitterShare selected track on Google PlusShare selected track on LinkedIn

Login

Login With Facebook

info.anda