Festival Film Dokumenter 2012
- Wednesday, Dec 12 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 257
RRi-Jogja News/L-09, Tahun 2012, Komunitas Dokumenter Indonesia menyelenggarakan festival ke sebelas pada tanggal 10 hingga 15 Desember, bertempat di Taman Budaya Yogyakarta.
Manajer Festival Suryo Adiwibowo kepada RRI-Jogja menjelaskan, dasar terbentuknya Festival Film Dokumenter (FFD) adalah untuk mengukur pola kembang pikir para penggiat dan pembuat film dokumenter di Tanah Air menjadi sebuah ruang temu baik dari dalam maupun luar negeri, disamping menjadi salah satu barometer film dokumenter di Indonesia.
FFD hadir sejak tahun 2002 dalam dua program utama yakni kompetisi dan edukasi. Kini, selain kedua program tersebut, juga meningkatkan kualitas para film-maker, serta membagi pengetahuan dan memasyarakatkan film dokumenter seluas-luasnya.
Adapun Komunitas Dokumenter yang dibentuk oleh anak-anak muda atas dasar semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, merupakan kelompok kerja dibidang film dokumenter dengan kegiatan apresiasi, produksi, dokumentasi, penelitian dan sosialisasi film dokumenter dengan tujuan utama membangun infrastruktur melalui program-program diantaranya, pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), pusat data dan informasi, sosialisasi dan jaringan kerja, pendidikan dan pelatihan, serta penyelenggaraan festival setiap tahunnya. Komuntas tersebut bersifat nirlaba dan non-partisan.
Menurut Suryo, mencermati perkembangan beberapa tahun terakhir, film dokumenter Indonesia mulai menempatkan posisinya dalam festival-festival ternama di mata internasional. Pemerintah pun mulai melirik dengan memberikan kontribusi terhadap para penggiat film, sehingga beragam festival mulai hadir dan mewarnai dunia perfilman nasional.
FFD kali ini menghadirkan berbagai program semisal, Kompetisi Nasional, MasterClass, Diskusi, Perspektif, Spektrum, SEADOC (South East Asia Documentary), Docs On Stage, dan SchoolDoc.
Dari 81 entris, terpilih 19 judul film masuk ke babak final, terbagi ke dalam tiga kategori yakni kategori film panjang, film pendek dan kategori pelajar.
Untuk kategori Film Panjang terdapat dua judul masing-masing “Nuklir Jawa” karya Sulfikar Amir berdurasi 48 menit dan “Rock For Kamtis” karya Endank Soekamti dengan durasi 60 menit.
Untuk kategori Film Pendek terdapat sebelas finalis masing-masing berjudul, “Berani Mati Takut Lapar” karya Aank Risyal, “Pendaki Gerbong Kaleng” karya Rinno Fahbi Van Noor, “Buruh Seni” karya Eden Junjung, “Day In Day Out” karya Mr. Carl Valiuet. Kemudian “Lima Menit Lagi Ah Ah Ah” karya Sammaria Simanjutak & Sally Anom Sari, “Mama, Anak Perempuanmu Bertato” karya Citra Meiati, “Wayang Kampung Sebelah” karya Hari Sinthu.
Film ke delapan berjudul “@LAY: According to Alay” karya candra Aditya, “Jadi Jagoan Ala Ahok” karya Chandra Tanzil dan Amelia Hapsari, “Young Man and The Sea” karya Yusron Fuadi, dan “Kematian Di Jakarta (Lagi)” karya Ucu Agustin.
Sedangkan untuk kategori Pelajar terdapat enam judul film yakni, “Bangku Untuk Remaja” karya Dwi Astuti, “Sebongkah Asa Di Sambirata” karya Heri Afandi, “Ada Apa Dengan Kitorang Pu Sekolah?” karya Kampung Halaman, “Ratu Niang” karya I Gusti Bagus Pramundana, “Teladan Totem Pro Parte” karya Suryo Buwono, dan film berjudul “Pesona Sidoarjo” karya M. Bismar Fahmi.
Untuk program Perspektif tahun ini adalah “Ya Basta” dari bhasa Spanyol yang berarti “enough is enough” atau “Sing Waras Ora Entuk Ngalah” yang mengutip ucapan Napoleon bahwa dunia ini telah bayak menderita, bukan karena kekerasan orang-orang jahat, tetapi karena kebisuan orang-orang baik.
Adapun program SEA Docs kali ini fokus tentang Vietnam, dan untuk program School Doc digelar di SMKN 2 Sewon, di SMA Stella Duce 1, di SMAN 8 dan di SMAN 1 Yogyakarta.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.
