Asupan Gizi Seribu Hari Pertama Kehidupan
- Saturday, Sep 29 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 119
RRI-Jogja News/L-09, Sebagai salah satu wilayah terbaik di Indonesia dalam pelayanan kesehatan, Yogyakarta terus membenahi diri dalam upaya meningkatkan kualitas status gizi ibu dan balita yang sangat berarti bagi kesehatan anak kedepannya.
Hal itu menjadi bahasan utama dalam simposium pemenuhan gizi di seribu hari pertama kehidupan yang sangat berpengaruh pada kesehatan anak untuk jangka panjangnya dalam tema “The Importance Of Early Life Nutrition To Support Long Term Health” berlangsung Sabtu (29/9) di Ball room Hotel Hyatt Regency Jl. Palagan Tentara Pelajar Yogyakarta.
Simposium yang digelar Perhimpunan Nutrisi Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan PT Nutricia Indonesia Sejahtera menghadirkan pakar gizi medis yakni Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc. Pengajar di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indodnesia, kemudian Dr. Widjaja Lukito, PhD, SpGK, selaku peneliti di Program Pasca sarjana Program Studi Ilmu Gizi FKUI dan Profesor Dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, MSc, ScD, professor dibidang Kesehatan Masyarakat dan Ketua Bagian Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UGM, serta Swissanto Soerojo, selaku Medical Director PT Nutricia Indonesia Sejahtera.
Menurut Swissanto, Gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan sesuai dengan misi yang diemban perusahaan yang dipimpinnya melalui pengenalan Asupan Gizi Seimbang yang digelar di enam kota masing-masing di Medan, Jakarta, Surabaya, Kupang, Yogyakarta dan Jayapura. Ketiga pakar gizi medis tersebut sepakat akan pentingnya asupan gizi sejak awal kehidupan karena ada korelasinya dengan kesehatan jangka panjang.
Riset Kesehatan dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa Yogyakarta secara umum memiliki prevalensi gizi balita yang cukup baik dibandingkan status gizi nasional. Prevalensi balita berat badan kurang sebesar 11,2 % menempati posisi terbaik ketiga, kemudian prevalensi balita kurus tercatat 9,1 % sebagai kondisi terendah ke-empat secara nasional.
Adapun prevalence balita pendek mencapai 22,5 % merupakan kondisi terbaik dibandingkan prevalensi status gizi nasional. Sedangkan prevalensi kegemukan pada balita mencapai 8 % yang merupakan kondisi kedua tertinggi secara nasional.
"Gizi dan kesehatan anak mulai ditentukan dalam seribu hari pertama kehidupannya yaitu dimulai sejak terjadinya kehamilan, selanjutnya selama hamil kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil tersebut turut menentukan kesehatan anak di masa depannya" imbuh Swissanto lebih lanjut.
Dengarkan Podcast Berita :
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.
simposiumnutrisi