Karnaval "Bedhol Keprajan" Kotagede
- Saturday, Sep 08 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 105
RRI-Jogja News/L-09, Kotagede sebagai Kota Tua dengan usia lebih dari empat ratus tahun, kehidupan tradisionalnya terus tumbuh dan berkembang secara dinamis seiring dengan kehidupan modern.
Dimulai dari peranan Ki Ageng Pemanahan usai surutnya kekuasaan Pajang maka muncullah Mataram dengan Raja pertamanya Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati (1575-1601) yang mengusung berbagai atribut kerajaan dari Pajang ke Mataram.
Pusaka-pusaka yang di boyong tersebut berupa Singgasana Raja (Dampar Kencana), Pusaka Gong Kyai Sekar Delima dan Myang Kandhali Kyai Macan Guguh; Cekathak bernama Jathayu Cekathikan; Tombak Kyai Baru, Kyai Godopatan, Kyai Wadono, Kyai Megatruh dan Kyai Pleret, kemudian Bende Kyai Simo, Kyai Bicak dan Kyai Udan Arum; Keris Kyai Sengke, Kyai Kopek dan Kyai Joko Piturun; Songsong (Payung) Kebesaran Bersusun Tiga, serta budaya corak busana yang baru yakni Surjan akronim dari kata Ngesur Keprajan.
Seluruh benda-benda pusaka tersebut dihadirkan kembali dalam suatu karnaval, arak-arakan alegoris lintasan sejarah yang diselenggarakan Jum’at (7/9) mengawali Pekan Wisata Budaya Kotagede dari Lapangan Karang melintasi Jl. Romo, Jl. Ngeksigondo, Jl. Kemasan, Jl. Watu Gilang dan berakhir di Ndalem (Kedhaton).
Dalam karnaval “Bedhol Keprajan” tersebut ditampilkan dua macam Ambengan, semacam Gunungan berbentuk piramid sebagai lambang struktur tingkatan di masyarakat, Ambengan Lanang dan Ambengan Wadon, berisi bungkusan daun Jati yang dilambari daun Pisang berisi nasi khas kesukaan Panembahan Senopati berupa Nasi Gudangan, Srundeng, Gereh Pethek, Kacang Tolo, Dele Ireng Goreng, Sambel Tempe Goreng dan Telur Goreng.
Keunikan Ambengan tersebut pada struktur atasnya ada tambahan enam kerucut kecil menggambarkan enam tokoh penting masing-masing, Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, Nyi Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, Sunan Kalijaga dan Sutawijaya. Sedangkan struktur tambahan pada bentuk piramid bawah berupa Sembilan atau 12 kerucut sebagai gambaran kerabat pinilih Sutawijaya.
Kepada RRI-Jogja, GBPH Yudhaningrat selaku Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi DIY, mengungkapkan rasa terkesannya atas digelarnya perhelatan akbar tersebut dan perlu ditindaklanjuti secara profesional agar lebih berkualitas.
Susunan pasukan peserta arak-arakan alegoris lintasan sejarah Kotagede adalah diawali dengan Marching Band 80 pelajar SMP Muhammadiyah VII Yogyakarta diikuti 40 prajutir Ganggeng Samudra, kemudian 140 prajurit Bergodo Kembang Basen, 70 prajurit Bergodo Alun-Alun dan 40 prajurit Bergodo Dolahan.
Selanjutnya rombongan para Abdi Dalem Dondhongan berjumlah 40 orang, diikuti iring-iringan lima Kereta Kraton, 10 Sentono Ki Gede Pemanahan dan lima Putri pembawa Ampilan.
Barisan berikutnya berupa 70 prajurit Bergodo Kampung Bumen, Bergodo Kampung Komunitas 15, Bergodo Kampung Gedongan 1 dan Bergodo Kampung Gedongan 2, kemudian Bergodo Kampung Singasaren, Bergodo Kampung Selokraman, Bergoro Kampung Keboan dan Bergodo Mataram Plered.
Audio clip: Adobe Flash Player (version 9 or above) is required to play this audio clip. Download the latest version here. You also need to have JavaScript enabled in your browser.