"Ngobrol" Bersama Pakar Media Dari Australia
- Wednesday, Jan 18 2012
- Written by Antok Wesman
- Hits: 817
RRI-Jogja News, Ngobrol IVAA bersama Edwin Jurriens terbuka untuk umum dan berlangsung di Rumah IVAA (Indonesian Visual Art Archive) yang berlokasi di Jalan Ireda Gang Dipowinatan 188 A/B Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta, Kamis (19 /1) jam 16.00 – 18.30 WIB.
Edwin Jurriens, seorang peneliti dan pengajar bahasa dan budaya Indonesia di Indonesian Studies at the School of Humanities and Social Sciences, University of New South Wales, Canberra, Australia. Edwin Jurriens telah lama meneliti mengenai media komunitas, seni, video, televisi dan jurnalisme radio di Indonesia.
Hasil penelitian dan keterlibatannya telah diterbitkan dalam beberapa buku, selain itu tulisan jurnal dan artikelnya tersebar di berbagai media, yaitu:Cultural Travel and Migrancy: The Artistic Representation of Globalization in the Electronic Media of West Java (KITLV Press, 2004; terjemahan Bahasa Indonesia oleh KITLV-LP3ES, 2006) dan From Monologue to Dialogue: Radio and Reform in Indonesia (KITLV Press, 2009). Lengkapnya bisa dilihat melalui link ini: http://hass.unsw.adfa.edu.au/staff/profiles/jurriens.html.
“Dalam ngobrol IVAA bersama Edwin Jurriens kita akan membicarakan persoalan yang berkisar pada media ekologi, sebuah kosakata yang menarik untuk melihat bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, pemahaman, perasaan, dan nilai, yang menciptakan sebuah lingkungan baru,” ungkap Pitra Ayu Listyani kepada RRI-Jogja.
Lebih lanjut dikatakan, “Bagaimana interaksi kita dengan media memfasilitasi atau bahkan menghambat lingkungan hidup kita. Semacam studi tentang bagaimana media membentuk lingkungan virtual yang mempengaruhi orang-orang dalam hampir setiap aspek nyata dalam lingkungan kehidupan kita, termasuk bentuk dan struktur lingkungan alami.”
“Dalam konteks ini, ngobrol bersama Edwin Jurriens merupakan sebuah ajakan untuk sharing bersama, bagi siapapun juga, refleksi dan pemetaan persoalan media sehari-hari, persoalan yang dihadapi oleh komunitas-komunitas apa saja, khususnya komunitas media dan seni media, dan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap penciptaan lingkungan yang sehat, transparan, dan berkelanjutan, serta memelihara distribusi informasi dan ekspresi kreatif dalam waktu sekarang dan akan datang,” imbuhnya.